Kamis, 20 April 2017

Analisis Kewirausahaan Saras Pillow



ANALISIS KEWIRAUSAHAAN
“SARAS PILLOW”
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai pada mata kuliah
Kewirausahaan yang diampu oleh Dr. Drs. Sukirman S.Pd. SH. MM.





Disusun Oleh:
Weni Saraswati
201511335
Kelas 4B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala serta shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Penulis bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufiq-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam proses pembuatan makalah ini penulis mengalami beberapa hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak baik secara materiil maupun non-materiil, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Dalam penulisan makalah ini tentunya masih belum sempurna karena kesempurnaan hanya dimiliki Allah SWT. Meski begitu, penulis telah berusaha menyusun makalah ini dengan sesungguh-sungguhnya. Penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi perbaikan pada tugas yang selanjutnya.
Semoga proposal ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh





                                                                                                    Kudus, 17 April 2017





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................
KATA PENGANTAR  .........................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
ABSTRAK                                                                                                                              
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1  Latar Belakang.........................................................................................................
1.2  Tujuan                                                                                                                      
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................
2.1 Wirausaha ..............................................................................................................
2.2 Jiwa Wirausaha......................................................................................................
2.3 Risiko Usaha .........................................................................................................
BAB III MATERI PRODUK................................................................................................
3.1  Jenis dan Macam Produk........................................................................................
3.2  Peralatan dan Perlengkapan yang Dibutuhkan.......................................................
3.3  Bahan Baku............................................................................................................
3.4  Proses Pembuatan Bantal Hias...............................................................................
3.5 Kelebihan Bantal....................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................
4.1  Wirausaha.............................................................................................................
4.2  Jiwa Wirausaha.....................................................................................................
4.3  Risiko Usaha.........................................................................................................
BAB V PENUTUP..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
           
           
           
           

           
ABSTRAK
Entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Jiwa wirausaha perlu dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, maka semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Wirausaha menyukai risiko ralistik karena ingin berhasil mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepeneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi yang tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
Wirausahawan mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi, dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Namun, pelaku bisnis akan kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha apabila pelaku bisnis tersebut mempunyai ikatan dan kewajiban diluar pekerjaan terlalu banyak. Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis kewirausahaan pada usaha bantal “Saras Pillow”.

1.2  Tujuan
Untuk menganalisis kewirausahaan usaha bantal Saras Pillow agar dapat diketahui nilai wirausaha, jiwa wirausaha, dan risiko usaha yang terdapat pada usaha bantal “Saras Pillow”.










BAB II
KAJIAN TEORI
2.1    Wirausaha
2.1.1        Pengertian Wirausahawan
Pengertian wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahsa Perancis yaitu entreprendre yang berrti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is a one of creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying significant opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepeneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepeneur mempunyai empat karakteristik yaitu:
1.      Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang,
3.      Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepeneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi yang tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.

2.1.2        Risiko dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk bearing) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entrepeneur. Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada tabel berikut:
Tabel

Gambler

Entrepreneur

Consolidator

Dreamer
Entrepreneur Klasifikasi Landau
High
Risk Bearing
Low
           
                                                            Low     Innovativeness                        High
Gambler merupakan entrepreneur yang mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer (pemimpi) yaitu entrepreneur yang mempunyai karakteristik inovasi yang tinggi dan risiko yang rendah. Consolidator adalah entrepreneur yang mempunyai karakteristik inovasi rendah dan hanya bisa menerima risiko rendah. Entrepreneur adalah seseorang yag mempunyai karakterisik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Terdapat 10 karakteristik dari entrepreneur menurut Kuratko dan Hodgetts (2001), sebagau berikut:
1.      Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2.      Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.      Entrepreneur selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4.      Entrepreneur adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dengan masyarakat.
5.      Entrepreneur harus memenuhi the profile.
6.      Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.      Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan.
8.      Ketidaktahuan adalah kebahagiaan bagi entrepreneur.
9.      Entrepreneur menginginka keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10.  Entrepreneur adalah sangat pengambil resiko (gamblers).
Karakteristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa risiko da inovasi. Terdapat 11 karakteristik entrepreneur menurut Kao (1991), sebagai berikut:
1.      Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.      Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.      Orientasi pada kesempatan dan tujuan.
4.      Mempunyai inisiatif dan tanggungjawab personal.
5.      Pemecah persoalan secara terus menerus.
6.      Memiliki realisme dan dapat bercengkerama (humor).
7.      Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
8.      Selalu berfokus pada internal.
9.      Menghitung dan mencari risiko.
10.  Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.  Memiliki integritas dan reliabilitas.
Terdapat 9 karakteristik tingkah laku wirausahawan menurut Sukardi (1991), sebagai berikut:
1.      Sifat instrumental.
2.      Sifat prestatif
3.      Sifat keluwesan bergaul
4.      Sifat kerja keras
5.      Sifat keyakinan diri
6.      Sifat pengambil risiko
7.      Sifat swakendali
8.      Sifat kemandirian

2.1.3        Mengatasi Tekanan
Menurut Boyd dan Gumpert (1983), sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan akan tercapai. Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, harus dilakukan antisipasi terhadap tekanan entrepeneur.
Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entrepreneur seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yag perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1.      Menciptakan networking
Kesepian yang dihadapi dilakukan denga menciptaknan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yag dihadapi.
2.      Keluar dari persoalan secara total
Pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan entrepreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.      Berkomunikasi dengan pekerja
Entrepreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu entrepreneur dalam menghadapi persoalan.
4.      Menciptakan kepuasan diluar perusahaan
Entrepreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatka kepuasaan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.      Pendelegasian
Entrepreneur harus bisa mendelagasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang entrepreneur termasuk stres yang dihadapi. Inovasi dan risiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari entrepreneur.

2.2    Jiwa Wirausaha
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri
Yakin, tidak tergantung, individualis dan optimis.
Berorientasikan pada tugas dan hasil
Buruh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras dan dorongan kuat, energik dan inisiatif.
Pengambil risiko
Mampu mengambil risiko dan menyukai tantangan.
Kepemimpinan
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, dan banyak tahu.
Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan, perseptif.
sumber : East West Center, Honolou. 1977 dalam Meredith, GG. et al.
Untuk menjadi pelaku usaha yang baik, jiwa tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, maka semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggungjawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan ketrampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.
2.2.1        Idiologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan pengalaman dari masa lampau membatu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan ketrampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakuka hal ynag pentng dnaa mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha padaumumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yag sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil yag sempurna untuk satu tujuan dalam jangkawaktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembagan dan pertumbuhan pribadi.
2.2.2        Jati Diri Wirausaha
Manusia merupakan individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai tjuan hidup berlainan. Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha selalu meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan” akan menghasilkan sikap dan ketrampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik  dalam menentukan diri sendiri yag dapat dantidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.
2.2.3        Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mangambil risiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Bararti bahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pernyataan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Tabel
Kemampuan Wirausaha
PERNYATAAN
YA
TIDAK
Pekerjaan diri pelaku bisnis menghendaki percaya pada diri sendiri.


Pelaku bisnis mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan.


Pelaku bisnis dapat bekerja dengan orang lain.


Pelaku bisnis mengambil peran kepemimpinan dalam suatu kelompok


Pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti kursus maupun pendidikan.


Pelaku bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain.


Pelaku bisnis pendengar yang baik.


Prestasi pelaku bisnis menunjukkan perkembangan secara personal dan profesional.


Pelaku bisnis memiliki citra diri yang positif.


Tujuan yang ingin dicapai merupakan tantangan.


Pelaku bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah.




2.2.4        Sikap Karir
Pelaku bisnis memiliki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.      Diperlakukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.      Semua selalu berubah, berrti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan ginakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.      Berorientasikan pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada kesuksesasan masa depan.
7.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai bayak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kretaif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan.
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi karyawan.
11.  Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staff dan hasil yang dicapai.
12.  Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan penampilan menarik.
13.  Mengambil keputusan merupakan ciri utamadari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14.  Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lampau. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
2.2.5        Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Berikut saran untuk pengembangan sikap mental yang baik :
1.      Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2.      Otak merupakan alat yang berdaya luar bias, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.      Sebagian manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnsi maupun masyarakat.
4.      Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5.      Pikiran harus terorganisasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
2.2.6        Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sika[, pelaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dn atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik.
2.2.7        Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiasaan selama satu bulan setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya.
Setelah satu bulan mempertahankan kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan baik tersebut memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.

2.3    Risiko Usaha
2.3.1        Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihandari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif” tergantung dari:
  1. Kemampuan daya tariksetiap alternatif,
  2. Kesediaan menerima kerugian,
  3. Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan,
  4. Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh:
Seorang karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35.000.000,- per tahun dan mendapatkan peluang utuk promosi setiap empat tahun. Karyawan tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dagang masa depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45.000.000,- per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau mungkin malah sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posisi itu terdapat orang lain lebih “bersemangat”, tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar  jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan akan kesuksesan dan belum mempertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki.
Faktor lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan perusahaan besar atau campur tangan pemerintah.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
1.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
2.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3.      Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua perilaku pengambilan risiko tidak sesederhan dan seobyektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seseorang wirausaha terhadap ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.

2.3.2        Keputusan Risiko
Pengambilan keputasan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak, isteri dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan prefisional datang dari hidup dimasa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menialai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh.
2.3.3        Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang bisa kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide. Berikut ini saran untuk mengatasi hal tersebut:
1.      Utarakan ide kepada isteri atau teman, lebih baik jika mengutarakan ide terlebih dahulu sebelum ditulis.menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide itu sudah menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.      Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide pada perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berbeda dalam keadaan stabil sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.      Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama jaukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, setelah iyu baru rinciannya dikemukakan.
2.3.4        Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masadepan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambilan risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang trampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga risikonya sedikit.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat paling atas mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila orgaisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide, sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
2.3.5        Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenag serta tanggung jawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggung jawab. Pelaku usaha memerlukan pertolongan orang lain, tetapi seoarang pemimpin tidak mempunyai waktu untukmemonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan kepada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesedian mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenag dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi.
2.3.6        Melaksanakan Perubahan
Setiap melaksanakan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk meniali situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanagkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banya, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam nenangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.      Keyakinan diri.
2.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.      Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan atau kemungkinan.
4.      Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
5.      Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menatapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
2.3.7        Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakuakn evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan.
Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perlu memperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.      Apakah risiko sepadan dengan hasil?
2.      Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3.      Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
4.      Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5.      Mengapa risiko ini penting?
6.      Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7.      Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8.      Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelummenangggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat mengakibatkan kegagalan.
2.3.8        Pengambilan Risiko
Perilaku pengambilan risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, dari pada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Berikut prosedur untuk menganalisis sebuah risiko yaitu:
1.      Taksiran risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternatif. Misalnya, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah:
a.       Tetap pada tingkat permintaan sekarang
b.      Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan
c.       Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan
d.      Mensubkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka di sini terdapat sedikit risiko di dalam memutuskan salah satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalnya: produk atu jasa bisa menjadi uang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikut adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran-sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azaz dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azaz proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.      Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial, tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan ‘biaya pribadi’, sosial dan fisik. Misalnya, apakah sebuah alternatif menita usaha pribadi? Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlumenentukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4.      Kumpulkan Informasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penafsiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
a.       Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.      Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
c.       Dapatkan peralatan mesin modifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain.
d.      Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.      Minimkan Risiko
Menentukan langkah berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.       Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan.
b.      Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c.       Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan.
d.      Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6.      Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan-balik sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.


























BAB III
MATERI PRODUK

Keindahan ruangan akan sangat diperhatikan agar orang yang didalamya merasa tenang, nyaman, dan enak dipandang. Keindahan ruangan dapat dimulai dari hal kecil yang sering terlupakan, padahal hal kecil dapat menjadi sebuah kesempurnaan. Salah satu penunjang menuju keindahan dan kesempurnaan di suatu ruangan yaitu bantal kursi. Kegunaan bantal kursi sangat beragam, kalau untuk sofa yang memiliki tempat duduk dan sandaran empuk, penempatan bantal kursi tentunya lebih mengarah sebagai aksesori dan mempercantik konsep dekorasi. Lain halnya kalau bantal kursi ditempatkan pada kursi yang alas dan sandarannya terbuat dari kayu, bambu atau rotan, maka kehadiran bantal kursi tentu dibutuhkan untuk menjadi sandaran punggung dan sandaran duduk. Selain untuk kebutuhan furniture, bantal juga dapat digunakan sebagai souvenir dan gift. Misalnya bantal boneka, bantal leher, dll.
3.1     Jenis dan Macam Produk



Dalam usaha Saras Pillow ini memproduksi aneka bantal yang bisa digunakan sebagai keperluan souvenir, bingkisan, dan furniture. Sehingga konsumen memiliki banyak pilihan untuk memutuskan jenis bantal apa yang mereka inginkan. Macam-macam bantal yang diproduksi dalam usaha ini yaitu bantal hias, bantal kursi, bantal leher, bantal boneka, bantal foto, dan lain-lain.

                                                Gambar Bantal Boneka

3.2     Peralatan dan Perlengkapan yang Dibutuhkan
Berikut adalah peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan saat proses produksi :
-        Gunting
-        Kertas pola
-        Penggaris
-        Pita ukur
-        Pensil
-        Pewarna (spidol)
-        Penghapus
-        Peralatan Jahit (mesin jahit, jarum pentul, mesin obras, dll)
3.3     Bahan Baku
Bahan baku yang  digunakan dalam pembuatan bantal hias ini adalah:
1.    Bagian dalam bantal
Dacron, bahan ini terbuat dari serat kapas dan umumnya digunakan untuk isian bantal hias untuk kursi.
2.      Pemilihan bahan untuk sarung bantal
Untuk pemilihan bahan sarung bantal sebenarnya banyak kain yang bisa digunakan dan dalam pemilihan kain juga tergantung dari permintaan pelanggan. Berikut beberapa contoh kain yang bisa digunakan dalam pembuatan sarung bantal:
a)      Kain bludru
b)      Kain katun
c)      Kain velboa, sering digunakan untuk boneka-boneka pada umumnya. Bahan velboa memiliki ciri berbulu pendek. Harga bahan ini relatif lebih murah dan pilihan warna yang tersedia pun cukup beragam, ada warna gelap dan cerah.
d)      Yelvo;  bahan ini memiliki bulu yang pendek layaknya velboa  namun ketika disentuh oleh tangan terasa lebih lembut di  bandingkan velboa. Harga ini cenderung sangat mahal katrena  produk  impor. Bahan ini juga mempunyai tingkat elastisitas yang   tinggi (lebih melar). Hal itu mengakibatkan  tidak semua  penjahit  dapat menjahit bahan ini.

3.4            Proses Pembuatan Bantal Hias
1.      Pembuatan pola sesuai design bantal yang diinginkan. Biasanya bentuk dan ukurannya menyesuaikan permintaan pelanggan.
2.      Pemotongan bahan, memotong bahan mengikuti dengan pola yang telah dibuat.
3.      Proses penjahitan pola. Tujuan dalam proses ini adalah untuk menyatukan potongan-potongan kain dengan menjahit dengan mesin jahit.
4.      Pengisian dacron. Dalam proses penjahitan tidak semua dijahit hal ini dikarenakan nantinya bantal akan dimasukkan isi dalam. Isi dalam yang digunakan yaitu dacron. Pengisian pun tidak dilakukan sampai padat namun secukupnya tanpa harus mengurangi keindahan bentuk.
5.      Penambahan hiasan pada bantal. Penambahan hiasan dilakukan untuk menambah keindahan bantal tersebut.
3.5         Kelebihan Bantal
Kelebihan bantal dalam usaha bantal ini yaitu:
1.      Bantal dibuat dengan penuh ketelitian sehingga bantal terlihat lebih rapi dan awet.
2.      Banyak pilihan desain bantal hias. Sehingga pelanggan dapat memilih desain bantal yang mereka inginkan, bahkan pelanggan juga dibebaskan untuk membuat desain bantal hias sendiri.
3.      Harga yang terjangkau, namun tetap berkualitas.
4.      Selain memiliki nilai estetika, bantal hias ini juga nyaman saat digunakan.













BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Wirausaha
Menjadi seorang wirausaha tentunya harus memiliki mental yang kuat dan berani menanggung risiko sebuah bisnis. Jadi seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik untuk bisa menjadi entrepeneur yang berhasil. Berikut karakteristik entrepeneur yang saya terapkan pada usaha Saras Pillow, yaitu:
1.      Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
Sebelum menentukan usaha apa yang harus didirikan, tentunya sudah mempertimbangkan bagaimana nantinya usaha tersebut. Apakah usahanya akan untung maupun rugi. Disini saya mendirikan usaha bantal hias dengan nama usaha Saras Pillow. Sebelum mendirikan usaha tersebut, saya sudah membuat proposal usaha Saras Pillow dan sudah menentukan laba ruginya. Jika usaha Saras Pillow ini mengalami kerugian, maka kami akan berusaha untuk membuat usaha ini bisa bangkit kembali, misalkan dengan mengadakan diskon 5-10% untuk menarik para konsumen untuk membeli produk-produk tersebut, sehingga nantinya jika sudah mulai banyak konsumen yang beli maka harga akan kembali normal tetapi dengan harga yang sewajarnya.
2.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang,
Dalam menjalankan sebuah usaha tentu tidak dapat terhindar dari risiko yang terjadi. Risiko yang mungkin timbul pada usaha bantal ini yaitu jika ada pelanggan memesan produk yang banyak dan harus bisa jadi dalam waktu yang relatif cepat, maka kami akan kesulitan untuk mengatasinya dan harus mencari tenaga kerja yang bisa membuat pesanan tersebut. Tenaga kerja sulit didapat karena belum tentu ada yang bisa menjahit bantal dengan rapi dan sesuai dengan keinginan konsumen.
3.      Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh.
Begitu juga bisnis saya, karena bisnis bantal ini mempunyai peluang untuk bertumbuh dan berkembang, karena produk yang dijual yaitu berbagai macam bantal hias. Bantal hias ini dapat digunakan untuk kebutuhan souvenir dan furniture, yang bisa digunakan untuk semua kalangan. Semua orang pasti butuh bantal, bisa untuk menghias ruangan dan lain-lain. Sedikitnya pesaing di daerah pendirian usaha bantal ini,  juga sangat berpengaruh untuk perkembangan usaha ini.
4.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Usaha Saras Pillow ini juga melakukan inovasi pada setiap produknya, yaitu dengan mengitu selera pasar. Pelanggan diberi kesempatan untuk mendesain sendiri bantal yang diinginkan sehingga pelanggan tersebut dapat memiliki bantal yang berbeda dengan milik orang lain. Semua itu dilakukan untuk bisa menguasai pasar, karena belum ada pesaing yang menerapkan program kerja seperti pada usaha Saras Pillow ini.
Entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network) inovasi dan keinginan untuk bertumbuh, serta pengambil risiko. Kondisi ini membuat entrepreneur mengalami tekanan (stres). Untuk itu, saya sebagai seorang entrepreneur pemilik usaha Saras Pillow harus bisa mengatasi tekanan tersebut, yaitu dengan:
-        Berkomunikasi dengan pekerja: berhubungan baik dengan para karyawan, tidak melakukan diskriminasi pada para karyawan, membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi para karyawan. Hal tersebut membuat karyawan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk bekerja secara produktif.
-        Keluar dari persoalan secara total: dengan mengadakan liburan bersama para karyawan. Pada saat itu kita tidak lagi memikirkan pekerjaan sehingga pikiran bisa menjadi fresh dan hal tersebut dapat menciptakan semangat bekerja kembali.
-        Pendelegasian : saya akan membagi pekerjaan kepada karyawan dan tidak mengerjakan sendiri semua pekerjaan yang ada di Saras Pillow. Karena saya sudah membuat struktur organisasi yang dapat menggambarkan bagian-bagian yang harus dikerjakan masing-masing karyawan.
Nilai wirausaha dapat ternilai jika sudah memiliki dan membangun sebuah usaha, dengan begitu dapat terlihat apa-apa saja yang dilakukan seorang wirausaha tersebut untuk menjalankan usahanya. Bisnis Saras Pillow ini belum berdiri secara nyata, jadi nilai wirausaha saya belum dapat dinilai secara baik.



4.2  Jiwa Wirausaha

Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Pembentukan percaya diri sangat diperlukan dalam berwirausaha, untuk itu saya harus yakin dalam menjalani usaha yang saya inginkan dan tidak terpengaruh orang lain, berusaha bekerja secara mandiri, namun tidak bersifat egois dalam berusaha, dan optimis usaha yang saya dirikan akan mecapai kesuksesan. Selain percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil diperlukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik, jadi saya harus tekun dan tabah, bekerja keras, dan melakukan inovasi-inovasi yang diperlukan dalam berwirausaha. Menjadi wirausaha, saya harus mampu mengambil risiko yang mungkin terjadi dimasa depan dan menambah relasi agar usaha yang saya dirikan bisa mencapai tujuan yang diharapkan.
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Tujuan usaha dapat tercapai karena adanya kemampuan dan ketrampilan. Tekad saya memilih usaha bantal hias ini karena saya sudah memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam menjahit yang bisa diaplikasikan pada pembuatan bantal hias dan pernah bekerja di salah satu garment di Jawa Tengah, hal ini menjadi salah satu kekuatan saya untuk mendirikan usaha bantal hias.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Dalam kenyataannya, saya memang belum memiliki pengalaman dalam berwirausaha, tetapi apabila saya mendirikan usaha bantal hias Saras Pillow, maka saya akan berusaha membangun kemampuan wirausaha untuk percaya pada diri sendiri atas pekerjaan yang saya jalani; mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan karena motivasi sangatlah penting demi keberhasilan suatu usaha; mengambil peran kepemimpinan pada suatu kelompok, yaitu mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan kesuksesan Saras Pillow; berkomunikasi baik dengan orang lain misalkan pelanggan, saya akan menghormati pelanggan yang datang dan melayani apa kebutuhan pelanggan, dan menjelaskan apa yang ditanyakan pelanggan dengan murah hati, karena sejatinya kepuasan pelanggan adalah hal yang sangat diutamakan pada Saras Pillow ini; menjadi pendengar yang baik, saya sebagai pemilik Saras Pillow akan selalu setia mendengarkan keluh kesah para karyawan dan memberikan motivasi pada karyawan agar tertanam semangat bekerja yang produktif. Pada saat bekerja tidak harus selalu serius, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan bahkan tidak sehat. Pada Saras Pillow ini diterapkan kerja yang santai namun tetap serius, jadi ada waktu untuk bercengkrama antar karyawan, humor atau bercanda dan lain-lain. Jadi apabila terjadi kerugian usaha menjadikan saya harus mempunyai sikap mental yang kuat, tidak boleh menyerah dan harus bangkit kembali.

4.3  Risiko Usaha
Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada. Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan antara dua alternatif atau lebih yang mengakibatka hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif. Kondisi semcam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Apabila terjadi kondisi semacam ini pada Saras Pillow, yang saya lakukan adalah pertama, mendiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan apa langkah yang seharusnya diambil, setelah itu berani mengambil keputusan berisiko yang belum tentu akan berhasil. 
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif. Begitu juga saya, akan memberikan ide-ide kreatif walaupun itu sangat berisiko tinggi. Misalnya membuat desain bantal yang unik dan belum pernah ada yang membuat seperti saya. Bisa jadi bantal tersebut laku dipasaran atau bahkan tidak laku dipasaran yang membuat kerugian. Namun kelebihan dari usaha bantal hias ini adalah jika barang tidak laku maka masih bisa disimpan dan tidak akan kadaluarsa, dan yakin bahwa suatu saat nanti pasti akan ada yang membeli walaupun harus dengan menurunkan harga. Ide-ide kreatif ini harus selalu dikembangkan dan diwujudkan demi kemajuan usaha, meskipun akhirnya gagal. Karena jika tidak melakukan inovasi produk, kita tidak akan tahu apa yang dibutuhkan konsumen dan akhirnya kita akan semakin ketinggalan lalu ujung-ujungnya pasti akan bangkrut.
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Begitu pula saya sebagai pemilik Saras Pillow mebuat struktur organisasi. Penentuan jabatan disesuaikan dengan kemampuan dan bakat individu sehingga tidak menghambat proses kerja. Karena jika terjadi kesalahan pemberian jabatan, kinerja karyawan tersebut tidak akan produktif.






























BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Entrepeneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepeneur mempunyai empat karakteristik yaitu:
1.      Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang,
3.      Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Untuk menjadi pelaku usaha yang baik, jiwa wirausaha perlu dimiliki dan dikembangkan. Semakin banyak sifat yang dimiliki, maka semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik.



















DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, 2014. Kewirausahaan : Kasus dan Implementasi; Galaksi Nusindo, Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar