ANALISIS
KEWIRAUSAHAAN
“ZAHRA
GORDEN’S”
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi nilai pada mata kuliah
Disusun
oleh:
Nama : Rindah Puji Astutik
Nim:
201511352
Kelas:
4A

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa kami telah menyelesaikan tugas
mata kuliah kewirausahaan dengan membahas susunan-susunan dalam bentuk proposal
yang berjudul “ ZAHRA GORDEN’S ”.
Dalam
penyusuann proposal ini, tak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan proposal ini tidak lain berkat
bantuan dorongan dan bimbingan orangtua sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi teratasi oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Drs Sukirman S.Pd. SH. MM yang telah
memberiakan tugas, petunjuk kepada kami sehiingga kami bermotifasi dan
menyelesaikan tugas ini.
Dalam
penulisan tugas proposal ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada
teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan proposal ini. Harapan kami semoga proposal ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan fikiran bagi pihak yang membutuhkan khususnya sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Kudus, 20 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
ABSTRAK ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................................
1.2 Rumusan
masalah ...................................................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................
BAB III MATERI PRODUK................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................................
BAB V
PENUTUP
1.9 Kesimpulan...............................................................................................................
2.0 Rujukan.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
ABSTRAK
Sebagai seorang Wirausaha memang sangat baik, karena
seorang entreprenuer adalah seseorang Yang bertindak membuat organisasi,
mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Sesuai dengan tujuan setiap
orang dalam berbisnis tentunya adalah mendapatkan profit. Tujuan saya membuat
usaha adalah mendapatkan profit dan selain itu juga menciptakan lapangan
pekerjaan bagi para ibu-ibu rumah tangga dan para remaja yang bisa menjahit.
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab
atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yag
sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada
diri sendiri bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha
mengambil risiko dengan menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Kegagalan
harus diterima sebgaai pengalamna belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan pengalaman dari masa lampau membatu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah (Sukirman,
2008 ). Melihat banyaknya para wirausaha yang sukses kebanyakan dari para
pedagang, maka saya memilih untuk usaha
gorden. Saya memilih usaha ini karena Setiap hari penawaran rumah dan perumahan
baru selalu datang silih berganti , sehingga kemungkinan besar rumah-rumah
tersebut akan dipasang gorden.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai seorang
calon entrepreneur kita harus mengetahui apa itu arti seorang entrepreneur ,
kegiatan apa yang akan dijalankan,karena hal itu adalah suatu kewajiban bagi
mereka sebelum akhirnya bisnis itu dijalankan. Entrepreneur merupakan suatu
aktifitas jual beli yang memang dapat dilakukan oleh siapa saja dari kalangan
yang berbeda.-beda. Seorang entrepreneur merupakan seseorang yang berani
mengambil sebuah risiko. Saat ini
wirausaha sudah berkembang dengan luas hingga tersedia dalam berbagai segmen
yang beragam dengan tingkat skala yang berbeda-beda, mulai dari skala kecil,
menengah, hingga tingkat skala yang besar. Dalam Wirausahatujuannya adalah
untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha (Zimmer dan Scarborough 2005).
Sementara
dunia interior dan arsitektur terus berkembang, seiring dengan itu, desain dan
teknik dalam pergordenan juga turut bekembang. Trend yang terus berubah dari
tahun ke tahun , disini kita bisa menemukan berbagai macam variasi gorden yang
sangat beragam. Dengan itu kita harus memberikan inovasi yang membedakan produk
kita dengan produk perusahaan lain selain itu kita harus tetap up to date
tentang berita terkini seputar dunia bisnis terutama bisnis gorden. Meski pada
umumnya gorden bukan jenis barang yang berumur pendek, namun tak jarang
konsumen melakukan pembelian ulang
setidaknya setahun sekali. Biasanya menjelang perayaan seperti lebaran
atau natal. Karena anda tak perlu khawatir, pasar produk saat ini sangat besar,
sementara pelaku dalam pasar masih cukup terbatas. Untuk menggapai konsumen
secara optimal, cara paling efektif dalam menjual produk adaalh melalui
berbagai pameran, membuat system keagenan, atau mendirikan toko. Konsumen perlu
melihat langsung kualitas bahan gorden, kedetilan rancangan dan tentu saja
kerapian jahitan, sehingga penjualan secara langsung (bukan online) lebih baik.
B.
Rumusan
Masalah
1) Bagaimana
nilai wirausaha di bisnis Zahra gorden’s ?
2) Bagaimana
jiwa wirausaha dalam Zahra Gorden’s ?
3) Apa
resiko yang anda hadapi dalam menjalankan Zahra Gorden’s ?
C.
Tujuan
1) Untuk
mengetahui nilai kewirausaha Zahra Gorden’s
2) Untuk
mengetahui jiwa wirausaha Zahra Gorden’s
3) Untuk
mengetahui resiko apa yang dihadapi oleh Zahra Gorden’s
BAB II
KAJIAN TEORI
1.WIRAUSAHA
A.
Pendahuluan
Pengertian
wirausahawan (entrepreneur) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa
entrepreneur berasal dari bahsa Perancis yaitu entreprendre yang berrti
mengambil pekerjaan (to undertake).
Konsep mengenai entrepreneur adalah
sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake
to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer
dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is a one of creates a new
business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifying significant opportunities and assembling the
necessary resources to capitalize on them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi
risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepeneur merupakan tindakan seseorang yang
berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan
meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepeneur mempunyai empat karakteristik
yaitu:
1. Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang,
3. Bisnis
yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4. Perusahaan
akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai
pihak menyatakan bahwa entrepeneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan
bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi yang tinggi. Inovasi
tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.
Risiko
dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan
dari risiko yang dibawa (risk bearing)
dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entrepeneur.
Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada tabel berikut:
Tabel
1.1
EntrepreneurKlasifikasi
Landau
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
High
Risk
Bearing
Low
Low Innovativeness High
Gambler merupakan entrepreneur yang mempunyai
karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer (pemimpi)
yaitu entrepreneur yang mempunyai karakteristik inovasi yang tinggi dan risiko
yang rendah. Consolidator adalah entrepreneur yang mempunyai karakteristik
inovasi rendah dan hanya bisa menerima risiko rendah. Entrepreneur adalah
seseorang yag mempunyai karakterisik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi
atau dibawanya juga tinggi.
Terdapat 10 karakteristik
dari entrepreneur menurut Kuratko dan Hodgetts (2001), sebagau berikut:
1. Entrepreneur
adalah pelaku bukan pemikir.
2. Entrepreneur
dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3. Entrepreneur
selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4. Entrepreneur
adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dengan masyarakat.
5. Entrepreneur
harus memenuhi the profile.
6. Kebutuhan
entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan
entrepreneur adalah keberuntungan.
8. Ketidaktahuan
adalah kebahagiaan bagi entrepreneur.
9. Entrepreneur
menginginka keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup
tinggi.
10. Entrepreneur
adalah sangat pengambil resiko (gambler).
Karakteristik ini sangat memberikan
pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa risiko da
inovasi. Terdapat 11 karakteristik entrepreneur menurut Kao (1991), sebagai
berikut:
1.
Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.
Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.
Orientasi pada kesempatan dan tujuan.
4.
Mempunyai inisiatif dan tanggungjawab
personal.
5.
Pemecah persoalan secara terus menerus.
6.
Memiliki realisme dan dapat bercengkerama
(humor).
7.
Selalu mencari dan menggunakan umpan balik
(feedback).
8.
Selalu berfokus pada internal.
9.
Menghitung dan mencari risiko.
10.
Kebutuhan yang kecil untuk status dan
kekuasaan.
11.
Memiliki integritas dan reliabilitas.
Terdapat 9 karakteristik tingkah laku
wirausahawan menurut Sukardi (1991), sebagai berikut:
1.
Sifat instrumental.
2.
Sifat prestatif
3.
Sifat keluwesan bergaul
4.
Sifat kerja keras
5.
Sifat keyakinan diri
6.
Sifat pengambil risiko
7.
Sifat swakendali
8.
Sifatkemandirian
A. Mengatasi Tekanan
Menurut
Boyd dan Gumpert (1983), sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat
penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan,
persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan akan
tercapai. Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, harus dilakukan
antisipasi terhadap tekanan entrepeneur. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan
para entrepreneur seperti melakukan
meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya.
Terdapat lima persoalan yag perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1. Menciptakan
networking
Kesepian yang dihadapi dilakukan
denga menciptaknan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita
permasalahan yag dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total
Pada saat tidak bekerja seperti hari
libur atau akhir pekan entrepreneur melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekerja
Entrepreneur
mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu entrepreneurdalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan diluar perusahaan
Entrepreneur
dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatka kepuasaan sehingga
bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
Entrepreneurharus
bisa mendelagasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
Seluruh uraian
tersebut memberikan penjelasan tentang entrepreneurtermasuk
stres yang dihadapi. Inovasi da risiko serta keinginan berkembang merupakan
karakteristik utama dari entrepreneur.
2. JIWA WIRAUSAHA
A.
Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan
individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil
risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah
sebagai berikut:
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya diri
|
Yakin, tidak
tergantung, individualis dan optimis.
|
Berorientasikan pada
tugas dan hasil
|
Buruh prestasi,
orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras dan dorongan kuat, energik dan
inisiatif.
|
Pengambil risiko
|
Mampu mengambil risiko
dan menyukai tantangan.
|
Kepemimpinan
|
Sebagai pemimpin, mudah
bergaul, menanggapi saran dan kritik
|
Keorisinilan
|
Inovatif dan kreatif,
fleksibel, banyak sumber, serba bisa, dan banyak tahu.
|
Berorientasi ke masa
depan
|
Pandangan ke depan,
perseptif.
|
sumber : East West Center, Honolou. 1977
dalam Meredith, GG. et al.
Untuk menjadi pelaku usaha yang baik, jiwa
tersebut perlu dmiliki dan dikembangkan. Seluruh sifat-sifat belum tentu
dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, maka semakin besar kemungkinan menjadi
wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara satu dengan yang
lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima
tanggungjawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan menjadi
pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa
wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat
hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran
berdasarkan sifat pribadi dan ketrampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha,
para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.
B.
Idiologi
Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha
tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri,
belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yag sesuai dengan keinginan
dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri bukan dari
orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan
menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebgaai
pengalamna belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan
pengalaman dari masa lampau membatu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari
usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian tujua yang
berhubungan dengan kemampuan da ketrampilan. Terima diri sendiri, tekankan
kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar
tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan
mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakuka hal ynag pentng dnaa
mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan
merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan
sasaran yang realistik bagi wirausaha padaumumnya. Hasil yang diterima lebih
penting dari hasil yag sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil yag sempurna
untuk satu tujua dalam jangkawaktu yang terlalu lama hanya akan menghambat
perkembagan dan pertumbuhan pribadi.
C.
Jati
diri Wirausaha
Manusia merupaka individu
yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi
berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai tjuan
hidup berlainan. Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta
dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha selalu meniru
antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan”
akan menghasilkan sikap dan ketrampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi
keluarga, keuangans erta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan
usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri
sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila
ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan
berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yag dapat
dantidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik
situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai
tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan
tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri
sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan
pribadi secra terus-menerus.
D.
Bisnis
Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah
suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah
fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mangambil risiko, mengambil
keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadaan
konflik, perubahan, da keragu-raguan. Bararti bahwa pelaku bisnis perlu
menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun
prioritas dalam sasaran-sasaran karier dan hasil yang diinginkan diharapkan
berkaitan dengantujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat
menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang
dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal
yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang
sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pernyataan
berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Tabel
Kemampuan Wirausaha
PERNYATAAN
|
YA
|
TIDAK
|
Pekerjaan
diri pelaku bisnis menghendaki percaya pada diri sendiri.
|
|
|
Pelaku
bisnis mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat bekerja dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis mengambil peran kepemimpinan dalam suatu kelompok
|
|
|
Pelaku
bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti
kursus maupun pendidikan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis pendengar yang baik.
|
|
|
Prestasi
pelaku bisnis menunjukkan perkembangan secara personal dan profesional.
|
|
|
Pelaku
bisnis memiliki citra diri yang positif.
|
|
|
Tujuan
yang ingin dicapai merupakan tantangan.
|
|
|
Pelaku
bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah.
|
|
|
E.
Sikap
Karir
Pelaku bisnis memiliki
kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor
berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada
karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif
dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara
gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan
sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3. Diperlakukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan
tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang
ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5. Semua
selalu berubah, berrti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan
dan ginakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih
tinggi.
6. Berorientasikan
pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengantar pada kesuksesasan masa depan.
7. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan
sedikit tenaga untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan
tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku
bisnis mempunyai bayak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kretaif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan.
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staff dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri
sendiri, pastikan penampilan menarik.
13. Mengambil
keputusan merupakan ciri utamadari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lampau. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan
memuaskan.
F.
Sikap
Mental
Pelaku usaha memiliki
pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan
cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Berikut
saran untuk pengembangan sikap mental yang baik :
1. Pelaku
bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap
pekerjaan karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2. Otak
merupakan alat yang berdaya luar bias, menyediakan waktu beberapa saat setiap
hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang
berarti.
3. Sebagian
manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang besar-besar.
Pelaku usah yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan
merupakan calon pemimpin bisnsi maupun masyarakat.
4. Humor
ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan
pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain
dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5. Piiran
harus terorganisasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai
permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke
permasalahan lain dengan upaya yang minim.
G.
Perilaku
Positif
Perilaku individu pada
dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sika[, pelaku usaha menggunakan
sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada
kegiatan, kejadian dn atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai
segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari
hikmah dari pengalaman.
Penelitian mutakhir
menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk
mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang
terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik.
H.
Kebiasaan
dan Sikap
Perbuatan baik sulit
diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama.
Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua
atau tiga jam lebih dini dari orag biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi
lebih produktif, ini menghendaki usaha besar dan tidak menyenangkan. Apabila
pelaku usaha dapt membentuka kebiasaan selama satu bualn setiap hari, akan
menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika malam
sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan
baik lainnya.
Setelah satu bulan
mempertahankan kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan
baik tersebut memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Kebiasaan
baru perlu menggantika kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa
depan.
3.
RISIKO USAHA
3.1
Pendahuluan
Wirausaha
menyukai risiko realistik karena ingin berhasil = mendapatkan kepuasan besar
dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
ketrampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi
dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti
wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko tertentu.
Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin amandan mengelak
kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan
bagian darikegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan
kondisi pengambilan risiko danharus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu
ada.
2.1.1
Kondisi Berisiko
Kondisi
berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihandari dua alternatif
atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai
secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan
keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang
dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil
keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan menimbang kemungkinan
sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung
risiko” atau alternatif “konservatif” tergantung dari:
1.
Kemampuan daya tariksetiap alternatif,
2.
Kesediaan menerima kerugian,
3.
Kemampuan menerima keberhasilan dan
kegagalan,
4.
Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan
mengurangi kerugian.
Contoh:
Seorang
karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35.000.000,- per
tahun dan mendapatkan peluang utuk promosi setiap empat tahun. Karyawan
tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dagang masa
depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah
Rp 45.000.000,- per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau
mungkin malah sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga
tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap
tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan
karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan
mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat
orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang
akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posisi itu terdapat
orang lain lebih “bersemangat”, tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari
“peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini
cenderung dipengaruhi oleh berapa besar
jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan akan kesuksesan dan
belum mempertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki.
Faktor
lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah
kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik
yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa
keberatan menerima tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan
kegagalan, dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan
perusahaan besar atau campur tangan pemerintah.
Ciri-ciri
wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa
kaitan itu antara lain:
1. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua
perilaku pengambilan risiko tidak sesederhan dan seobyektif apa yang
digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seseorang wirausaha terhadap
ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang
dihadapi penuh keberhasilan.
2.1.2
Keputusan Risiko
Pengambilan
keputasan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko
dalam hubungan pribadi dengan anak, isteri dan tetangga akan membantu
memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko
seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan
risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa
lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat
mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan prefisional datang dari
hidup dimasa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai
tujuan-tujuan dimasa yang akan datang.
Selaku
pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan
peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang
membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri.
Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan,
jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih
banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting
dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung
risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang
lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai
kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang
lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan
pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah.
Risiko
timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan
antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian
dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat
ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk
mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai
wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari
risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu
cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu
wirausaha menggunakan intuisi dan menialai tindakan mana saja yang mengandung
risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh.
2.1.3
Kembangkan Ide
Risiko
dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif,
menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari
sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk
melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua
orang bisa kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka
risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya
suatu ide. Berikut ini saran untuk mengatasi hal tersebut:
1.
Utarakan ide kepada isteri atau teman,
lebih baik jika mengutarakan ide terlebih dahulu sebelum ditulis.menerangkan
suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu
perbaikan. Setelah ide itu sudah menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat
kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.
Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan
ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide pada perusahaan sewaktu mengalami
krisis. Organisasi berbeda dalam keadaan stabil sebelum ide diperkenalkan.
Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika
orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.
Kemukakan ide sedikit demi sedikit,
pertama jaukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya
orang pada ide, setelah iyu baru rinciannya dikemukakan.
2.1.4
Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan
keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman
lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masadepan, dalam bisnis
dibutuhkan berbagai tipe pengambilan risiko. Organisasi tingkat bawah
dibutuhkan pekerja yang trampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga
risikonya sedikit.
Tingkat
manjemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.
Manajer tingkat lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat
perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi.nposisi ini dapat dianggap
sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus
minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat paling atas mempunyai kemampuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide
menjadi kenyataan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis”, apabila orgaisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi
terlaksananya ide, sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari
keterbatasan dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu
dilaksanakan.
Pelaku
usaha yang kreatifdan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima
perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan
jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam
dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan
sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
2.1.5
Delegasikan Wewenang
Sebagai
pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan
kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi
sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu
membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih
tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan
tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu.
Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif, berarti pemimpin harus
menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada
pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu
menerima wewenag serta tanggung jawab.
Keuntungan
maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk
melaksanakan tugas dari tanggung jawab. Pelaku usaha memerlukan pertolongan
orang lain, tetapi seoarang pemimpin tidak mempunyai waktu untukmemonitor
kegiatan secara langsung, kepercayaan kepada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap
jawaban memberi petunjuk mengenai kesedian mengambil risiko dalam mendelegasikan
wewenag dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi.
2.1.6
Melaksanakan Perubahan
Setiap
melaksanakan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak,
suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui
terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk meniali situasi
secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang
diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu
risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak
penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu
rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga
dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif
memungkinkan eksibilitas bila permasalhan berubah.
Suatu
rencana sudah dicanagkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana
dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang
diterima tidak banya, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah
keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan
masalah terpecahkan. Keyakinan dalam nenangani persoalan sangat menentukan,
jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan
tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan
orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.
Keyakinan diri.
2.
Kesediaan untuk menggunakan kemampuan
sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.
Kemampuan menilai situasi risiko secara
realistis dan mengubah kesempatan atau kemungkinan.
4.
Menghadapi situasi risiko menurut
tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan
mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu
perlu menatapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan
semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi
tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
2.1.7
Evaluasi Risiko
Keberadaan
data kuantitatif sangat membantu dalam melakuakn evaluasi setiap risiko,
menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara
sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai
dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan.
Data
kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam
mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan
untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko
perlu memperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah
risiko sepadan dengan hasil?
2. Bagaimana
risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3. Informasi
apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
4. Sumber-sumber
daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5. Mengapa
risiko ini penting?
6. Apa
yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7. Apa
pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8. Apa
yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
Proses
pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh
dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelummenangggung risiko.
Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat
mengakibatkan kegagalan.
2.1.8
Pengambilan Risiko
Perilaku
pengambilan risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting
bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan
untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko
dan berinovasi, dari pada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan
yang sudah ada.
Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku dengan penuh perhitungan, merupakan suatu
keterampilan yang dapat ditingkatkan. Berikut prosedur untuk menganalisis
sebuah risiko yaitu:
1. Taksiran
risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko
yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternatif. Misalnya,
dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan
permintaan. Pilihannya adalah:
a. Tetap
pada tingkat permintaan sekarang
b. Membeli
peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan
c. Menyewa
peralatan untuk memenuhi permintaan
d. Mensubkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila
mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan
jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka di
sini terdapat sedikit risiko di dalam memutuskan salah satu dari
alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang
tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan
lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalnya: produk atu jasa
bisa menjadi uang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak
perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik
jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang
dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini
terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingat laba
potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah berikut adalah
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan.
Sasaran-sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang lain. Pelaku
usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azaz dengan tujuan
dan sasaran perusahaan, apabila taat azaz proses pengambilan keputusan
diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3. Teliti
Alternatif
Contoh: pengembalian risiko tertentu
(keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran
perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternatif.
Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat
ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial,
tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan ‘biaya pribadi’,
sosial dan fisik. Misalnya, apakah sebuah alternatif menita usaha pribadi?
Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlumenentukan biaya
keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan
Informasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan
informasi secara intensif sehingga penafsiran setiap kemungkinan realistik
dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaaan
dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing
ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya
ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
a. Apabila
permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi produk mendorong
kenaikan permintaan di pasar baru.
b. Apakah
terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang
sekarang?
c. Dapatkan
peralatan mesin modifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain.
d. Apakah
ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika
permintaan bertambah?
Laba
yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi
pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan
dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi
ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5. Minimkan
Risiko
Menentukan langkah berisikan
penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan,
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan.
b. Kreativitas
dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c. Kemampuan
merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan.
d. Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6. Rencanakan
dan Laksanakan Alternatif
Sebauh alternatif telah dipilih,
susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadwal, rumusan tujuan
yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan
proses umpan-balik sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan
dengan segera.
BAB III
MATERI PRODUK
Dalam usaha Zahra Gorden’s ini memproduksi
beragam jenis gorden yang bisa digunakan sebagai penghias sekaligus pelengkap
ruangan anda agar terlihat lebih menarik. Selain itu konsumen memilki banyak
pilihan untuk memutuskan jenis gorden yang mereka inginkan. Saat ini di Zahra
Gorden hanya memproduksi gorden dan sprai saja . Kedepannya akan dikembangkan
lagi dengan mem[roduksi kebutuhan rumah tangga lainnya misalnya tlapak meja,
tutup kulkas, tutup Tv dan kelambu.
BAB IV
PEMBAHASAAN
A.
Wirausaha
Sudah dijelaskan bahwa
kedua konsep mengenai wirausaha (entreprenuer) yang didefinisikan oleh kurotku
dan Hodgetts (2001) dan yang telah didefinisikan oleh Zimmererdan Scarborough
(2005) disebutkan bahwa entreprenuer merupakan tindakan seseorang yang berani
menanggung resiko dalam sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis dan hasilnya
akan meningkatkan kapasitas sebuah perusahaan. Sebagai seorang wirausahawan
kita harus memilki 4 karakteristik :
1) Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan
2) Berani
menanggung risiko yang akan datang
3) Usaha
yang sedang dijalani harus mempunyai kesempatan untuk bertumbuh
4) Perusahaan
akan membuat inovasi
Usaha
yang saya jalankan ini akan memenuhi karakteristik entreprenuer yang sudah
disebutkan. Bahwa setiap menjalankan sebuah usaha harus mempunyai kemungkinan untuk
untung. Karena tujuan seseorang untuk berwirausaha adalah untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun
keuntungan yang diperoleh dari usaha ini tidak terlalu besar hanya sekitar
10-20%. Tapi saya senang karena saya bisa membantu para ibu-ibu rumah tangga/ para remaja yang
yang penggangguran untuk mendapatkan pekerjaan dengan menjahit gorden tadi .
B.
Jiwa
Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesdiaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri utnuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Sebagai seorang wirausaha harus bertanggung
jawab atas semua keputusan yang dibuat dan berani mengambil risiko atas
keputusan tersebut. Dalam memulai usaha gorden ini, awalnya kami mengalami
banyak permasalahan. Banyak kegagalan dikarenakan kurangnya kreativitas dalam
pembuatan gorden. Kreativitas sangat di butuhkan dalam sebuah usaha dengan adanya kreativitas
akan membantu usaha agar dapat diterima dan diminati oleh banyak konsumen.
Selain itu dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada saya berusaha tidak
panik dan berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan itu. Selain
itu dalam menjalankan usaha gorden ini kami selalu optimis untuk menjadi usaha
yang sukses dan maju. Walaupun sukses belum tentu terlihat tapi, kami tetap
optimis. Kesuksesan dapat diraih dengan
ketekunan dan kerja keras kami, dengan optimis maka kami mampu bertahan dalam
menghadapi barbagai kegagalan ataupun hambatan yang menghalangi untuk menuju
kesuksesan usaha gorden ini. Selain itu dalam menjalankan usaha ini kami berani
mengambil resiko yang akan kita hadapi kedepannya. Tanpa keberaniaan sebuah
usaha tidak akan berjalan . Proses
keberaniaan juga disetai dengan perhitungan yang matang sebelum mengambil
keputusan untuk menghadapi dan menyelesaikan resiko yang ada. Selain itu dalam
memulai sebuah usaha kami memiliki
semangat juang yang tinggi, pantang menyerah dalam menghadapi masalah dan
hambatan yang menghadapi usaha gorden ini.
C.
Resiko
Usaha
Semakin
maju dan besarnya usaha maka makin bertambah banyak pula permasalahan yang akan
dihadapi. Petumbuhan dan perkembangan perusahaan mengharapkan para pelaku usaha
tidak takut untuk menghadapi risiko yang ada. Risiko bisa jadi diantaranya
yaitu persaingan pasar yang cukup banyak dan juga desain gorden yang kurang
menarik para konsumen. Untuk mengantisipasi hal ini saya selalu update tentang
desain gorden terkini dan memberikan hiasan-hiasan manja pada gorden agar
terlihat menarik.
Sebagai
seorang wirausaha harus bisa melihat peluang yang ada dimasyarakat mampu
berinovasi terhadap produk yang dijual dan bertanggung jawab atas keputusan
yang dibuat. Dalam menjalankan usaha gorden yang sedang saya jalani, pastinya
mempunyai invosi-inovasi kedepannya. Kedepannya saya berharap usaha ini bisa
berkembang yang awalnya hanya memproduksi gorden dan sprai kedepannya bisa memproduksi
kebutuhan rumah lainnya misalnya seperti tlapak meja, tutup tv, tutup kulkas, dan
kelambu. kosmetik sendiri misalnya lulur, lipstik dan lainya. Dengan status
saya yang masih mahasiswi jadi saya tidak setiap hari mengawasi keadaan di
Zahra Gorden’s dan untuk melakukan kegiatan jual beli bisa saya pasrahkan
kepada kakak saya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai
seorang wirausaha harus mengetahui bagaimana cara mengelolanya, bagaimana
dengan keadaannya saat ini maupun dimasa depan dan juga harus mempertimbnagkan
keuntungannya. Selain itu sebagai seorang wirausah tentunya harus siap dengan
segala risiko-risiko yang akan dihadapi dan kita harus mampu mengatasinya.
Sebagai
seorang wirausaha keberhasilan tergantung pada kesediaan untuk bertanggung
jawab atas pekerjaannya dan belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan
yang sesuai dengan keinginannya.
B.
Rujukan
Pengembangan
Kewirausahaan Melalui Peningkatan Kinerja Karyawan
Sukirman Sukirman
This study aimed to
analyze the impact of the employee's performance towards the development of
entrepreneurship. This study of employee performance involved variables of
creativity, innovation and motivation. It analyzed the impact of creativity,
innovation and motivation towards employee performance; it also analyzed the
impact of creativity, innovation and motivation for the development of
entrepreneurship and analyzed the impact of employee performance towards the
development of entrepreneurship. The study focused on ‘Jenang Kudus’small scale
businesses in Kudus Regency that covered 396 firms (Department of Industry and
Trade, Kudus Regency, 2010) and focused on the small scale businesses under the
auspices of the Department of Industry and Trade. The population in this study
were all ‘Jenang Kudus’ Small Scale Business companies in Kudus Regency. The
sample consisted of 86 companies. The purposive sample technique was used by
selecting samples of the small scale businesses in Kudus Regency
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, 2008. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi), Penerbit
Galaksi Nusindo. Semarang.
Sukirman, 2014. “Pengembangan
Kewirausahaan Melalui Peningkatan Kinerja Karyawan” Page 107
Tidak ada komentar:
Posting Komentar