Selasa, 02 Mei 2017

Analisis Kewirausahaan Novia Hijab



ANALISA KEWIRAUSAHAAN
“NOVIA HIJAB”
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai pada mata kuliah
Kewirausahaan yang diampu oleh Dr. Drs. Sukiraman S.Pd. SH. MM


Disusun oleh:
Nama : Novia Utami
Nim:201511322
Kelas:4A


 


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah kewirausahaan dengan membahas susunan-susunan dalam bentuk analisas kewirausahan yang berjudul “ NOVIA HIJAB ”.
Dalam penyusuann proposal ini, tak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan proposal ini tidak lain berkat bantuan dorongan dan bimbingan orangtua sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Drs Sukirman S.Pd. SH. MM yang telah memberiakan tugas, petunjuk kepada kami sehiingga kami bermotifasi dan menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan tugas proposal ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal ini. Harapan kami semoga proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan fikiran bagi pihak yang membutuhkan khususnya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

                Kudus, 26 April 2017

Penulis








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL    .........................................................................................................
KATA PENGANTAR  .........................................................................................................
DAFTAR ISI                 .........................................................................................................
ABSTRAK                    ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Perumusan masalah ............................................................................................
C. Tujuan        .........................................................................................................
BAB II KAJIAN TEOERI....................................................................................................          
BAB III MATERI PRODUK................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................
BAB V PENUTUP………………..........................................................................................
A.  Kesimpulan.......................................................................................................
B.  Rujukan..............................................................................................................
 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................












ABSTRAK
            Sebagai seorang wirausaha memang sangat baik, karena seorang wirausaha entrepreneur adalah seseorang yang bertindak membuat organisasi, menegelola dan menentukan atau merani menanggung risiko sebuah bisnis. Wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha (Zimmer dan Scarborough 2005). Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Sebagai seorang wirausahawan harus mempunyai empat karakteristik berbisnis, salah satunya adalah menjalankan sebuah bisnisnya yang kemungkinan untuk menghasilkan keuntungan. Oleh sebab itu saya berbisnis Novia Hijab ini juga telah mempertimbangkan hal tersebut, bagaimanakah dengan usaha yang akan saya jalani itu mengalami keuntungan atau malah sebaliknya. Melihat banyaknya para wirausaha yang sukses, saya berfikir untuk memanfaatkan peluang usaha penjualan jilbab dikarenakan penjualan jilbab di daerah saya masih terbilang jarang.










BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Sebagai seorang calon wirausaha atau pembisnis harus mengetahui apa itu wirausaha, kegiatannya ataupun yang lain. Karena hal itu menjadi suatu kewajiban bagi mereka sebelum menjalankan dan mengelola bisnisnya. Dengan begitu usaha yang akan didirikan nantinya akan berkembang karena mempunyai wawasan yang luas. Wirausaha pada saat ini sudah tidak asing lagi, karena wirausaha sudah berkembang dengan luas hingga tersedia dalam berbagai segmen yang beragam dengan tingkat skala yang berbeda-beda, mulai dari yang skalanya tingkat kecil, menengah, hingga yang tingkat skalanya besar.
Banyaknya konsumen yang menginginkan suatu barang seperti baju, celana atau jilbab membuat peluang usaha kecil kian berkembang dengan subur di Indonesia, atas dasar inilah yang menjadi prioritas utama saya untuk membangun sebuah usaha kecil jilbab dan dilengkapi asessoris yang banyak pilihan tentunya. Karena seiring berkembangnya zaman, berkembang pula fashion yang ada di Indonesia termasuk juga jilbab, Jilbab merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslimah untuk menutupi aurat, Dulu jilbab hanya memiliki desain yang monoton dan tidak memiliki seni keindahan dan cenderung berwarna gelap, maka dari itu usaha saya yang bergerak dalam bidang fashion hijab yang melihat jilbab sekarang memiliki keindahan dalam berbagai motif dan modelnya sekarang mempunyai keindahan tersendiri.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana nilai wirausaha bisnis Novia Hijab?
2.      Bagaimana jiwa wirausaha Novia Hijab dalam berbisnis?
3.      Bagaimana risiko-risiko usaha yang ada dalam bisnis Novia Hijab?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui nilai kewirausahaan bisnis Novia Hijab
2.      Untuk mengetahui jiwa wirausaha Novia Hijab dalam berbisnis
3.      Untuk mengetahui risiko usaha yang dihadapi Novia Hijab

BAB II
KAJIAN TEORI

1. WIRAUSAHA
A.    Pendahuluan
Pengertian wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahsa Perancis yaitu entreprendre yang berrti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is a one of creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying significant opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepeneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepeneur mempunyai empat karakteristik yaitu:
1.      Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang,
3.      Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepeneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi yang tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.     Risiko dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk bearing) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entreprenuer. Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.1. Gambler merupakan entreprenuer juga, tetapi selalu mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer (pemimpi) adalah  entreprenuer yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah.
Tabel 1.1
Text Box:           Gambler   Entreprenuer                        
        Consolidator               Dreamer
Entreprenuer Klasifikasi
High
Risk Bearing
Low

            Low                                High
      Innovativennes
Consolidator adalah entreprenuer yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karakteristik inovasi rendah. Entreprenuer adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karkteristik dari entreprenuer yaitu :
1.      Entreprenuer adalah pelaku bukan pemikir.
2.      Entreprenuer dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.      Entreprenuer selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4.      Entreprenuer adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dengan masyarakat.
5.      Entreprenuer harus memenuhi the profile.
6.      Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.      Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan.
8.      Ketidaktahuan adalah kebahagiaan bagi entrepreneur.
9.      Entreprenuer menginginka keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10.  Entreprenuer adalah sangat pengambil resiko (gambler).

Karakteristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa risiko da inovasi. Terdapat 11 karakteristik entrepreneur menurut Kao (1991), sebagai berikut:
1.      Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.      Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.      Orientasi pada kesempatan dan tujuan.
4.      Mempunyai inisiatif dan tanggungjawab personal.
5.      Pemecah persoalan secara terus menerus.
6.      Memiliki realisme dan dapat bercengkerama (humor).
7.      Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
8.      Selalu berfokus pada internal.
9.      Menghitung dan mencari risiko.
10.  Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11.  Memiliki integritas dan reliabilitas.
Terdapat 9 karakteristik tingkah laku wirausahawan menurut Sukardi (1991), sebagai berikut:
1.      Sifat instrumental.
2.      Sifat prestatif
3.      Sifat keluwesan bergaul
4.      Sifat kerja keras
5.      Sifat keyakinan diri
6.      Sifat pengambil risiko
7.      Sifat swakendali
8.      Sifat kemandirian
Berdasarkan karakteristik entreprenuer yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entreprenuer harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network), inivasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambil risiko. Kondisi ini menunjukkan bahw para entreprenuer menemui tekanan (stress) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.

C.    Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan enteprenuer harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entreprenuer seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1.      Menciptakan networking
Kesepian yang dihadapi dilakukan denga menciptaknan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yag dihadapi.
2.      Keluar dari persoalan secara total
Pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan entrepreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.      Berkomunikasi dengan pekerja
Entrepreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu entrepreneur dalam menghadapi persoalan.
4.      Menciptakan kepuasan diluar perusahaan
Entrepreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatka kepuasaan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.      Pendelegasian
Entrepreneur harus bisa mendelagasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang entrepreneur termasuk stres yang dihadapi. Inovasi da risiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari entrepreneur.

2. JIWA WIRAUSAHA

A.    Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis.
Berorientasikan pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik dan inisiatif
Pengambil risiko.
Mampu mengambil risiko, suka tantangan.
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan.
Inovatif dan kreatif, Fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berorientasi ke masa ke depan.
Pandangan ke depan, perseptif.
sumber : East West Center, Honolou. 1977 dalam Meredith, GG. et al.

Untuk menjadi pelaku usaha yang baik, jiwa tersebut perlu dmiliki dan dikembangkan. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, maka semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggungjawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan ketrampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.

B.     Idiologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yag sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebgaai pengalamna belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan pengalaman dari masa lampau membatu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan da ketrampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakuka hal ynag pentng dnaa mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha padaumumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yag sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil yag sempurna untuk satu tujua dalam jangkawaktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembagan dan pertumbuhan pribadi.

C.    Jati diri Wirausaha
Manusia merupakan individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai tjuan hidup berlainan. Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha selalu meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan” akan menghasilkan sikap dan ketrampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangans erta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik  dalam menentukan diri sendiri yag dapat dantidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secra terus-menerus.

D.    Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mangambil risiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan, da keragu-raguan. Bararti bahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengantujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pernyataan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.

Tabel
Kemampuan Wirausaha
PERNYATAAN
YA
TIDAK
Pekerjaan diri pelaku bisnis menghendaki percaya pada diri sendiri.


Pelaku bisnis mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan.


Pelaku bisnis dapat bekerja dengan orang lain.


Pelaku bisnis mengambil peran kepemimpinan dalam suatu kelompok


Pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti kursus maupun pendidikan.


Pelaku bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain.


Pelaku bisnis pendengar yang baik.


Prestasi pelaku bisnis menunjukkan perkembangan secara personal dan profesional.


Pelaku bisnis memiliki citra diri yang positif.


Tujuan yang ingin dicapai merupakan tantangan.


Pelaku bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah.



E.     Sikap Karir
Pelaku bisnis memiliki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.      Diperlakukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.      Semua selalu berubah, berrti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan ginakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.      Berorientasikan pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada kesuksesasan masa depan.
7.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai bayak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kretaif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan.
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi karyawan.
11.  Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staff dan hasil yang dicapai.
12.  Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan penampilan menarik.
13.  Mengambil keputusan merupakan ciri utamadari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14.  Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lampau. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.

F.     Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Berikut saran untuk pengembangan sikap mental yang baik :

1.      Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2.      Otak merupakan alat yang berdaya luar bias, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.      Sebagian manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang besar-besar. Pelaku usah yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnsi maupun masyarakat.
4.      Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5.      Piiran harus terorganisasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.

G.    Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokuskan pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negative mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalm mengembangkan sikap positif.
1.      Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.      Pilih sasaran positif dalam pekerjaan.
3.      Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.      Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.      Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
7.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkingan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9.      Percaya diri sendiri dan bakat, sukses dating bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10.  Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan, usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : Perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.

H.    Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orag biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapt membentuka kebiasaan selama satu bualn setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya.  Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya.
Setelah satu bulan mempertahankan kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan baik tersebut memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantika kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.

3. RISIKO USAHA

A.    Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan ketrampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin amandan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian darikegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko danharus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
B.     Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihandari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif” tergantung dari:
1.      Kemampuan daya tariksetiap alternatif,
2.      Kesediaan menerima kerugian,
3.      Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan,
4.      Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh:
Seorang karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35.000.000,- per tahun dan mendapatkan peluang utuk promosi setiap empat tahun. Karyawan tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dagang masa depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45.000.000,- per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau mungkin malah sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posisi itu terdapat orang lain lebih “bersemangat”, tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar  jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan akan kesuksesan dan belum mempertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki.
Faktor lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan perusahaan besar atau campur tangan pemerintah.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
1.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
2.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3.      Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua perilaku pengambilan risiko tidak sesederhan dan seobyektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seseorang wirausaha terhadap ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.

C.    Keputusan Risiko
Pengambilan keputasan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak, isteri dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan prefisional datang dari hidup dimasa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menialai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan dan pengalaman diri sendiri.



D.    Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang bisa kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide. Berikut ini saran untuk mengatasi hal tersebut:
1.      Utarakan ide kepada isteri atau teman, lebih baik jika mengutarakan ide terlebih dahulu sebelum ditulis.menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide itu sudah menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.      Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide pada perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berbeda dalam keadaan stabil sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.      Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama jaukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, setelah iyu baru rinciannya dikemukakan.

E.     Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masadepan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambilan risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang trampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga risikonya sedikit.
Tingkat manjemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi.nposisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat paling atas mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila orgaisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide, sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.

F.     Delegasikan wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenag serta tanggung jawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggung jawab. Pelaku usaha memerlukan pertolongan orang lain, tetapi seoarang pemimpin tidak mempunyai waktu untukmemonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan kepada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesedian mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenag dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi.


G.    Melaksanakan Perubahan
Setiap melaksanakan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk meniali situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalhan berubah.
Suatu rencana sudah dicanagkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banya, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam nenangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.      Keyakinan diri.
2.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.      Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan atau kemungkinan.
4.      Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menatapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
H.    Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakuakn evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan.
Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perlu memperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.      Apakah risiko sepadan dengan hasil?
2.      Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3.      Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
4.      Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5.      Mengapa risiko ini penting?
6.      Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7.      Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8.      Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
9.      Persiapan-persiapan apa apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
10.  Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai?
11.  Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
            Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misal: Produk atau jasa bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing; atau lebih banyakperusahaan yang masuk dalam bidang yang sama; atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternative.
2. Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produklain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila taat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternative secara rinci.
3. Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran persahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternative. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan ‘biaya pribadi’, sosial dan fisik. Misalnya, apakah sebuah alternatif menita usaha pribadi? Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlumenentukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan informasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penafsiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
a.       Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
b.      Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
c.       Dapatkan peralatan mesin modifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain.
d.      Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5. Minimkan Risiko
Menentukan langkah berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.       Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan.
b.      Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c.       Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan.
d.      Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6. Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebauh alternatif telah dipilih, susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan-balik sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
                                                                  










BAB III
PRODUK
            Produk merupakan segala sesuatu yang dapat di tawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian untuk di beli, untuk di gunakan atau di konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Usaha yang saya jalankan yaitu berupa barang, meliputi jilbab dan di lengkapi dengan asessoris,  jilbab bisa di pakai oleh kalangan manapun, dan sekarang muncul banyak trend jilbab. Dalam usaha ini saya tidak membutuhkan pembuatan produk dengan bahan baku pembuatan produk. Karena saya akan menjual jilbab dari produk orang lain. Saya hanya perantara orang-orang agar dapat membeli jilbab dengan lebih mudah. Disini saya akan menjual berbagai macam bentuk jilbab. Jadi saya tidak mengutamakan satu jenis atau satu merek, hanya saya akan menjual semua agar pembeli bisa leluasa memilih sendiri apa yang ingin di beli dan apa yang ingin di pakai. Berbicara mengenai jenis produk, pada saat ini mungkin hanya mengutamakan penjualan jilbab dan bisa di katakan hanya satu jenis penjualan, dan di lengkapi dengan asessoris secukupnya.Walaupun hanya satu jenis penjualan, namun di dalamnya banyak berbagai bentuk model jilbab yang sekarang banyak di gandrungi oleh kalangan masyarakat. Contoh sebagian jenis jilbab yang saya jual :
·         Jilbab segi empat (banyak model pilihannya)
·         Pashmina (banyak model pilihannya)
·         Langsung pakai (banyak model pilihannya)
·         Syar”I (banyak model pilihannya)







BAB IV
PEMBAHASAN

A. Wirausaha
            Nilai wirausaha yang saya miliki belum terlalu baik dan lengkap karena saya akan baru memulai untuk melaksanakan sebuah bisnis dan pada saat ini saya masih ikut menjalankan usaha dari saudara saya. Dalam membuat sebuah organisasi perlu diperlukan sikap mental yang kuat untuk menghadapi tantangan bisnis yang ketat untuk saat ini. Pengelolaan sebuah usaha harus sesuai dengan tujuan awal sebuah usaha yaitu mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal harus ada pengorbanan yang harus dikeluarkan misalnya pengorbanan waktu, tenaga dan uang. Sebagai seorang wirausaha harus berani mengambil semua risiko yang dihadapi di kemudian hari. Begitupun saya, dalam menjalankan bisnis penjual jilbab pasti ada risiko yang akan terjadi dan harus dihadapi. Misalnya kalau banyak keluaran model jilbab yang baru pasti kebanyakan orang lebih tertarik pada model jilbab yang terbaru dan bisa menghiraukan jilbab yang model sebelumnya. Rencana pertama memang saya akan menjalankan usaha yang akan menjual banyak model jilbab saja karena didaerah saya sendiri masih jarang usaha yang menjual jilbab yang beraneka macam dan model. Didaerah saya bisa terbilang masih lambat dalam perantara penjual jilbab yang ter-update. Hal tersebutlah yang menjadi pemikiran saya untuk menjalankan sebuah usaha yaitu dengan menjual jilbab yang ter-update. Karakteristik seorang wirausaha yaitu harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan, inovasi dan keinginan bertumbuhnya bisnis, serta berani menanggung risiko.
            Sudah di jelaskan bahwa kedua konsep mengenai wirausaha (entrepreneur) yang didefinisikan oleh Kurotku dan Hodgetts (2001) dan didefinisikan oleh Zimmer dan Scarborough (2005) disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, dan hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Sebagai seorang wirausahawan tentunya harus mempunyai empat karakteristik sebagai berikut :
1.      Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan
2.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang
3.      Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Dari empat karakteristik tersebut diantaranya adalah menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan. Begitupun saya, dari maraknya para perempuan muslim untuk menggunakan jilbab dan kerudung tentunya bisa menjadi salah satu lahan bisnis seperti usaha jilbab dan kerudung ini. Alhamdulilah didaerah saya yang menjual khusus jilbab ini masih terbilang jarang. Hal tersebut merupakan sebuah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Terlebih di era modern seperti sekarang ini, banyak wanita muslimah yang gemar untuk mengoleksi berbagai macam jenis jilbab dengan motif dan warna yang berbeda-beda sesuai dengan karakter yang mereka sukai. Semakin tingginya permintaan produk dari jilbab di pasaran semakin meningkat pesat dan tidak hanya ramai pada bulan Ramadhan atau menjelang waktu lebaran saja. Dari kasus tersebut insya allah usaha penjualan jilbab ini kemungkinan bisa menghasilkan keuntungan.
            Untuk memulai usaha, saya mempunyai keinginan dan tekat yang kuat untuk mencapai tujuan. Yaitu salah satunya untuk memudahkan para penggemar model jilbab di masyarakat sekitar saya agar bisa leluasa memilih kualitas bahan, warna dan trend jilbab masa kini dengan apa yang diinginkan, dan tidak lepas juga untuk mendapatkan keuntungan. Analisis strategi yang saya lakukan agar usaha tidak mati yaitu dari masa sekarang yang hanya menjual jilbab dan dalaman jilbab di dalam kios saja mungkin di masa yang akan datang atau kedepannya saya akan menjual jilbab tersebut dengan menggunakan mobil pic-up agar bisa memasuki desa-desa sehingga orang yang males untuk pergi ke pasar ataupun kios bisa membelinya di rumah saja. Hal tersebut bisa menjadi rencana agar dapat bersaing kalau sudah banyak orang menjual jilbab di kios. Selain itu saya berfikir kedepannya akan menjual gamis bermacam-macam agar dapat melengkapi usaha jilbab tersebut, sehingga orang yang datang bisa memilih jilbab dan gamis sekalian.
2. Jiwa Wirausaha
            Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai sebuah tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Sebagai seorang wirausaha harus bertanggung jawab atas semua keputusan yang dibuat dan berani mengambil risiko atas keputusan tersebut. Keputusan saya untuk membuka kios penjualan jilbab harus mempertimbangkan semua kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan tersebut bisa berasal dari luar maupun dalam. Sebelumnya saya harus melakukan surve pasar, surve pesaing yang ada di sekitar. Sebagai seorang wirausaha harus professional dalam menjalankan usahanya. Saya harus bisa memisahkan masalah pribadi dengan masalah yang terjadi pada usaha yang saya jalankan.
            Sikap mental dan perilaku positif sangat saya butuhkan dalam menjalankan usaha ini. Sikap mental dalam otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, karena mampu menyediakan waktu beberapa saat untuk memikirkan sesuatu yang memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan tertentu. Bahwa pikiran saya harus terorganisasi dengan baik agar mampu untuk memusatkan pada permasalahan sehingga dalam menghadapi suatu masalah sudah siap dengan sikap mental yang kuat. Sedangkan perilaku positif memudahkan kita untuk memfokuskan pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Perilaku positif tersebut akan saya lakukan dengan cara menjauhkan pikiran dan ide-ide yang negatif yang akan mengakibatkan usaha yang saya jalankan terganggu.
3. Risiko usaha
            Semakin bertambah besarnya organisasi atau perusahaan, maka bertambah pula persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan mengharapkan pelaku usaha tidak takut dalam menghadapi sebuah risiko. Risiko yang diterima bisa berupa risiko besar ataupun risiko kecil. Pendirian sebuah usaha penjualan jilbab banyak sekali risikonya. Diataranya yaitu persaingan pasar yang cukup banyak dan barang yang kurang menarik minat muslimah. Antisipasi saya terhadap resiko tersebut : Setiap orang pasti memiliki persepsi terhadap apa yang mereka lihat. Cara saya untuk mengantisipasi kurangnya minat konsumen ini adalah dengan melakukan promosi secara mendalam dan menyeluruh. Jadi bukan hanya saya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, tetapi saya juga bertujuan untuk membantu para wanita memperindah penampilan mereka. Sehingga mereka dapat tertarik untuk memperhatikan dan mencoba jilbab yang saya jual.
            Sebagai seorang wirausaha harus bisa melihat peluang yang ada di masyarakat. Mampu berinovasi terhadap produk yang dijual dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Menjadi penjual banyak menemui risiko, walaupun jilbab tidak seperti makanan yang gampang membusuk tetapi juga mempunyai kekurangan dalam menjalankan bisnis jilbab tersebut. Untuk menjaga kualitas dan barang ter-update jilbab yang saya jual dan meminimkan kerugian, saya bisa bekerjasama dengan penjual lain yang ingin membeli dan dijual kembali kepada konsumen. Dengan bekerjasama tersebut jilbab yang saya jual akan selalu mendapatkan pemasukan.
            Mendelegasikan wewenang juga penting dilakukan. Apabila saya tidak bisa datang ke kios saya harus memberikan kewenangan untuk menjual jilbab kepada karyawan. Untuk mendelegasikan wewenang kita harus melatih karyawan untuk bisa jujur dan bertanggung jawab akan hal tersebut. Hal ini mempermudah saya apabila saya ada kepentingan diluar usaha saya, saya masih bisa membuka kios. Sehingga proses penjualan masih bisa tetap berjalan. Karena menurut buku Kewirausahaan (Sukirman) yang saya baca, Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat negative maupun positif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyani staf yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggungjawab.


           

                                                                                                                           







BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Sebagai seorang wirausaha harus mengetahui bagaimana cara mengelolanya, bagaimana dengan keadaannya di saat ini maupun di masa depan dan juga harus mempertimbangkan keuntungannya. Selain itu sebagai wirausaha harus siap dengan segala risiko-risiko yang dihadapi dan mampu untuk mengatasinya. Dalam menjalankan suatu usaha yang terpenting adalah kerja keras, keinginan untuk maju, dan kedisiplinan dalam menjalankan suatu usaha.Usaha penjualan jilbab ini dapat dijadikan kerja sampingan yang menguntungkan ataupun usaha yang dijadikan untuk penghasilan utama yang menjanjikan.

B. Rujukan
Pengembangan Kewirausahaan Melalui Peningkatan Kinerja Karyawan
Sukirman Sukirman

This study aimed to analyze the impact of the employee's performance towards the development of entrepreneurship. This study of employee performance involved variables of creativity, innovation and motivation. It analyzed the impact of creativity, innovation and motivation towards employee performance; it also analyzed the impact of creativity, innovation and motivation for the development of entrepreneurship and analyzed the impact of employee performance towards the development of entrepreneurship. The study focused on ‘Jenang Kudus’small scale businesses in Kudus Regency that covered 396 firms (Department of Industry and Trade, Kudus Regency, 2010) and focused on the small scale businesses under the auspices of the Department of Industry and Trade. The population in this study were all ‘Jenang Kudus’ Small Scale Business companies in Kudus Regency. The sample consisted of 86 companies.






DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, 2008. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi), Penerbit Galaksi Nusindo. Semarang.

Sukirman, 2014. “Pengembangan Kewirausahaan Melalui Peningkatan Kinerja Karyawan”  Page 107




2 komentar:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    BalasHapus