ANALISA KEWIRAUSAHAAN
“NOVIA HIJAB”
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai pada mata kuliah
Kewirausahaan yang diampu oleh Dr. Drs. Sukiraman
S.Pd. SH. MM
Disusun oleh:
Nama : Novia Utami
Nim:201511322
Kelas:4A
![]() |
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa kami telah menyelesaikan tugas
mata kuliah kewirausahaan dengan membahas susunan-susunan dalam bentuk analisas
kewirausahan yang berjudul “ NOVIA
HIJAB ”.
Dalam
penyusuann proposal ini, tak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan proposal ini tidak lain berkat
bantuan dorongan dan bimbingan orangtua sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi teratasi oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Drs Sukirman S.Pd. SH. MM yang telah
memberiakan tugas, petunjuk kepada kami sehiingga kami bermotifasi dan
menyelesaikan tugas ini.
Dalam
penulisan tugas proposal ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada
teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan proposal ini. Harapan kami semoga proposal ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan fikiran bagi pihak yang membutuhkan khususnya sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Kudus, 26 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
ABSTRAK ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar
Belakang....................................................................................................
B. Perumusan
masalah ............................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................
BAB II KAJIAN TEOERI....................................................................................................
BAB III MATERI PRODUK................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................
BAB V PENUTUP………………..........................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Rujukan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
ABSTRAK
Sebagai seorang wirausaha memang sangat baik, karena
seorang wirausaha entrepreneur adalah
seseorang yang bertindak membuat organisasi, menegelola dan menentukan atau
merani menanggung risiko sebuah bisnis. Wirausahawan merupakan
seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk
mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki
sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha (Zimmer dan Scarborough 2005). Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam
menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri bukan dari orang
lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan
menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Sebagai seorang wirausahawan harus mempunyai empat
karakteristik berbisnis, salah satunya adalah menjalankan sebuah bisnisnya yang
kemungkinan untuk menghasilkan keuntungan. Oleh sebab itu saya berbisnis Novia
Hijab ini juga telah mempertimbangkan hal tersebut, bagaimanakah dengan usaha
yang akan saya jalani itu mengalami keuntungan atau malah sebaliknya. Melihat
banyaknya para wirausaha yang sukses, saya berfikir untuk memanfaatkan peluang
usaha penjualan jilbab dikarenakan penjualan jilbab di daerah saya masih terbilang
jarang.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai seorang calon wirausaha atau pembisnis harus
mengetahui apa itu wirausaha, kegiatannya ataupun yang lain. Karena hal itu
menjadi suatu kewajiban bagi mereka sebelum menjalankan dan mengelola
bisnisnya. Dengan begitu usaha yang akan didirikan nantinya akan berkembang
karena mempunyai wawasan yang luas. Wirausaha pada saat ini sudah tidak asing
lagi, karena wirausaha sudah berkembang dengan luas hingga tersedia dalam
berbagai segmen yang beragam dengan tingkat skala yang berbeda-beda, mulai dari
yang skalanya tingkat kecil, menengah, hingga yang tingkat skalanya besar.
Banyaknya konsumen yang
menginginkan suatu barang seperti baju, celana atau jilbab membuat peluang
usaha kecil kian berkembang dengan subur di Indonesia, atas dasar inilah yang
menjadi prioritas utama saya untuk membangun sebuah usaha kecil jilbab dan
dilengkapi asessoris yang banyak pilihan tentunya. Karena seiring berkembangnya
zaman, berkembang pula fashion yang ada di Indonesia termasuk juga jilbab,
Jilbab merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslimah untuk menutupi aurat,
Dulu jilbab hanya memiliki desain yang monoton dan tidak memiliki seni
keindahan dan cenderung berwarna gelap, maka dari itu usaha saya yang bergerak
dalam bidang fashion hijab yang melihat jilbab sekarang memiliki keindahan
dalam berbagai motif dan modelnya sekarang mempunyai keindahan tersendiri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
nilai wirausaha bisnis Novia Hijab?
2.
Bagaimana
jiwa wirausaha Novia Hijab dalam berbisnis?
3.
Bagaimana
risiko-risiko usaha yang ada dalam bisnis Novia Hijab?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui nilai kewirausahaan bisnis Novia Hijab
2.
Untuk
mengetahui jiwa wirausaha Novia Hijab dalam berbisnis
3.
Untuk
mengetahui risiko usaha yang dihadapi Novia Hijab
BAB II
KAJIAN TEORI
1.
WIRAUSAHA
A.
Pendahuluan
Pengertian
wirausahawan (entrepreneur) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa
entrepreneur berasal dari bahsa Perancis yaitu entreprendre yang berrti
mengambil pekerjaan (to undertake).
Konsep mengenai entrepreneur adalah
sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake
to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer
dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is a one of creates a new
business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifying significant opportunities and assembling the
necessary resources to capitalize on them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi
risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepeneur merupakan tindakan seseorang yang
berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan
meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepeneur mempunyai empat karakteristik
yaitu:
1. Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang,
3. Bisnis
yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4. Perusahaan
akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai
pihak menyatakan bahwa entrepeneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan
bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi yang tinggi. Inovasi
tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B. Risiko
dan Karakteristik
Landau
(1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk bearing) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar
klasifikasi entreprenuer. Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.1.
Gambler merupakan entreprenuer juga,
tetapi selalu mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang
besar. Dreamer (pemimpi) adalah entreprenuer yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima
risiko yang rendah.
Tabel 1.1


High

Low
Low High
Innovativennes
Consolidator
adalah entreprenuer yang hanya bisa menerima risiko rendah dan
karakteristik inovasi rendah. Entreprenuer
adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan risiko
yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts (2001)
menyebutkan ada 10 karkteristik dari entreprenuer
yaitu :
1. Entreprenuer adalah pelaku
bukan pemikir.
2. Entreprenuer dilahirkan, bukan
dibuat atau diciptakan.
3. Entreprenuer selalu menjadi
penemu / pencipta sesuatu.
4. Entreprenuer adalah akademisi
dan tidak bisa menyesuaikan dengan masyarakat.
5. Entreprenuer harus memenuhi
the profile.
6. Kebutuhan
entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan
entrepreneur adalah keberuntungan.
8. Ketidaktahuan
adalah kebahagiaan bagi entrepreneur.
9. Entreprenuer menginginka
keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
10. Entreprenuer adalah sangat
pengambil resiko (gambler).
Karakteristik ini sangat
memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa
risiko da inovasi. Terdapat 11 karakteristik entrepreneur menurut Kao (1991),
sebagai berikut:
1. Total
komitmen, penentu, dan melindungi.
2. Dorongan
untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3. Orientasi
pada kesempatan dan tujuan.
4. Mempunyai
inisiatif dan tanggungjawab personal.
5. Pemecah
persoalan secara terus menerus.
6. Memiliki
realisme dan dapat bercengkerama (humor).
7. Selalu
mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
8. Selalu
berfokus pada internal.
9. Menghitung
dan mencari risiko.
10. Kebutuhan
yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11. Memiliki
integritas dan reliabilitas.
Terdapat 9 karakteristik
tingkah laku wirausahawan menurut Sukardi (1991), sebagai berikut:
1. Sifat
instrumental.
2. Sifat
prestatif
3. Sifat
keluwesan bergaul
4. Sifat
kerja keras
5. Sifat
keyakinan diri
6. Sifat
pengambil risiko
7. Sifat
swakendali
8. Sifat
kemandirian
Berdasarkan karakteristik entreprenuer
yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entreprenuer harus memiliki motivasi
kerja keras, mempunyai jaringan (network),
inivasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambil risiko. Kondisi ini
menunjukkan bahw para entreprenuer menemui
tekanan (stress) setiap inovasi yang
dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan
Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab
yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan
manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
C. Mengatasi
Tekanan
Mengantisipasi tekanan enteprenuer
harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan
mengatasi tekanan dilakukan para entreprenuer
seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan
dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan
teratasi, yaitu :
1. Menciptakan
networking
Kesepian yang dihadapi dilakukan
denga menciptaknan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita
permasalahan yag dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total
Pada saat tidak bekerja seperti hari
libur atau akhir pekan entrepreneur melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekerja
Entrepreneur
mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu entrepreneur dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan diluar perusahaan
Entrepreneur
dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatka kepuasaan sehingga
bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
Entrepreneur
harus
bisa mendelagasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut
memberikan penjelasan tentang entrepreneur
termasuk stres yang dihadapi. Inovasi da risiko serta keinginan berkembang
merupakan karakteristik utama dari entrepreneur.
2. JIWA WIRAUSAHA
A.
Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan
individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil
risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil
wirausaha adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya diri.
|
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis.
|
Berorientasikan pada tugas dan hasil.
|
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah,
kerja keras, dorongan kuat, energik dan inisiatif
|
Pengambil risiko.
|
Mampu mengambil risiko, suka tantangan.
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran
dan kritik.
|
Keorisinilan.
|
Inovatif dan kreatif, Fleksibel, banyak sumber,
serba bisa, tahu banyak.
|
Berorientasi ke masa ke depan.
|
Pandangan ke depan, perseptif.
|
sumber : East West Center, Honolou.
1977 dalam Meredith, GG. et al.
Untuk menjadi pelaku
usaha yang baik, jiwa tersebut perlu dmiliki dan dikembangkan. Seluruh
sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, maka semakin
besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha
antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai
keyakinan untuk menerima tanggungjawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia
mengambil risiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi
kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang
sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik
diri dan pemalu. Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan ketrampilan, maka
sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.
B. Idiologi
Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yag sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri
bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil
risiko dengan menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Kegagalan harus
diterima sebgaai pengalamna belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan pengalaman dari masa lampau membatu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian
tujuan
yang berhubungan dengan kemampuan da ketrampilan. Terima diri sendiri, tekankan
kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar
tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan
mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakuka hal ynag pentng dnaa
mampu untuk dikerjakan.
Mencapai
kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan
merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha padaumumnya. Hasil yang
diterima lebih penting dari hasil yag sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil
yag sempurna untuk satu tujua dalam jangkawaktu yang terlalu lama hanya akan
menghambat perkembagan dan pertumbuhan pribadi.
C. Jati
diri Wirausaha
Manusia
merupakan
individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam
situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai
tjuan hidup berlainan. Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan beragam
serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha selalu meniru
antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan”
akan menghasilkan sikap dan ketrampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan,
kondisi keluarga, keuangans erta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam
melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap
diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan,
apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan
berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yag dapat
dantidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik
situasi yang ada sekarang.
Wirausaha
mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan
dalam pertumbuhan pribadi secra terus-menerus.
D. Bisnis
Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah
suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier.
Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mangambil risiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam
keadaan konflik, perubahan, da keragu-raguan. Bararti bahwa pelaku bisnis perlu
menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun
prioritas dalam sasaran-sasaran karier dan hasil yang diinginkan diharapkan
berkaitan dengantujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat
menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang
dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal
yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang
sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pernyataan
berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Tabel
Kemampuan
Wirausaha
PERNYATAAN
|
YA
|
TIDAK
|
Pekerjaan
diri pelaku bisnis menghendaki percaya pada diri sendiri.
|
|
|
Pelaku
bisnis mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat bekerja dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis mengambil peran kepemimpinan dalam suatu kelompok
|
|
|
Pelaku
bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti
kursus maupun pendidikan.
|
|
|
Pelaku
bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain.
|
|
|
Pelaku
bisnis pendengar yang baik.
|
|
|
Prestasi
pelaku bisnis menunjukkan perkembangan secara personal dan profesional.
|
|
|
Pelaku
bisnis memiliki citra diri yang positif.
|
|
|
Tujuan
yang ingin dicapai merupakan tantangan.
|
|
|
Pelaku
bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah.
|
|
|
E. Sikap
Karir
Pelaku bisnis memiliki
kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor
berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada
karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif
dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara
gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3. Diperlakukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan
tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang
ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5. Semua
selalu berubah, berrti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan
dan ginakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih
tinggi.
6. Berorientasikan
pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengantar pada kesuksesasan masa depan.
7. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan
sedikit tenaga untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan
tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku
bisnis mempunyai bayak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kretaif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan.
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staff dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga.
Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri,
pastikan penampilan menarik.
13. Mengambil
keputusan merupakan ciri utamadari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lampau. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan
memuaskan.
F. Sikap
Mental
Pelaku usaha memiliki
pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan
cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Berikut saran untuk pengembangan sikap
mental yang baik :
1. Pelaku
bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap
pekerjaan karena sikap ini menentukan keberhasilan.
2. Otak
merupakan alat yang berdaya luar bias, menyediakan waktu beberapa saat setiap
hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang
berarti.
3. Sebagian
manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.
Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang besar-besar.
Pelaku usah yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan
merupakan calon pemimpin bisnsi maupun masyarakat.
4. Humor
ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan
pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain
dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5. Piiran
harus terorganisasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai
permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke
permasalahan lain dengan upaya yang minim.
G. Perilaku
Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan
sikap, pelaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap
positif memudahkan untuk memfokuskan pada kegiatan, kejadian dan atas hasil
yang diinginkan. Pengalaman negative mempunyai segi yang positif. Bersikap
secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama.
Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalm mengembangkan sikap
positif.
1.
Pusatkan
perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.
Pilih
sasaran positif dalam pekerjaan.
3.
Bergaul
dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan
ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4.
Jauhi
pikiran dan ide negatif.
5.
Diri
sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.
Selalu
awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan
pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
7.
Tinggalkan
suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari
pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.
Lingkungan
mempengaruhi prestasi, apabila lingkingan tidak memenuhi kebutuhan diri
wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif
dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9.
Percaya
diri sendiri dan bakat, sukses dating bagi yang percaya pada kemampuan diri
sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10. Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan.
Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil
tindakan untuk memecahkan persoalan, usahakan konflik mental diselesaikan
secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil
adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola
dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental
baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : Perhatikan dalam makan dan
minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting
dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan
mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak
berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila
terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin terjadi. Menghadapi
stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk
bekerja sesuai dengan rencana.
H. Kebiasaan
dan Sikap
Perbuatan baik sulit
diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama.
Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua
atau tiga jam lebih dini dari orag biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi
lebih produktif, ini menghendaki usaha besar dan tidak menyenangkan. Apabila
pelaku usaha dapt membentuka kebiasaan selama satu bualn setiap hari, akan
menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika malam
sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan
baik lainnya.
Setelah satu bulan
mempertahankan kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan
baik tersebut memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Kebiasaan
baru perlu menggantika kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa
depan.
3. RISIKO USAHA
A. Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan
kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan
menerapkan ketrampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan
risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu.
Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak
persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan
menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia
menerima resiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko
karena ingin amandan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan
mengandung risiko, dimana merupakan bagian darikegiatan pelaku usaha. Wirausaha
bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko danharus
mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
B.
Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat
pilihandari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak
diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung
potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin
besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus
mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan menimbang
kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang
“mengandung risiko” atau alternatif “konservatif” tergantung dari:
1.
Kemampuan daya tariksetiap
alternatif,
2.
Kesediaan menerima kerugian,
3.
Kemampuan menerima keberhasilan dan
kegagalan,
4.
Kemampuan meningkatkan keberhasilan
dan mengurangi kerugian.
Contoh:
Seorang karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji
Rp 35.000.000,- per tahun dan mendapatkan peluang utuk promosi setiap empat
tahun. Karyawan tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah
perusahaan dagang masa depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik
perusahaan sekarang adalah Rp 45.000.000,- per tahun. Perusahaan tersebut bisa
jadi berhasil terus, atau mungkin malah sebaliknya akan mengalami kegagalan
dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada
posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan
imbalan keuangan dan
karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan
mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan
keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posisi
itu terdapat orang lain lebih “bersemangat”, tidak puas dengan posisi sekarang
dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam
ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar
jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan akan kesuksesan dan
belum mempertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki.
Faktor lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi
pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas
akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan
bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggung jawab atas
keputusan-keputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan perusahaan besar atau campur tangan
pemerintah.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku
pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
1.
Pengambilan risiko berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide
menjadi realitas.
2.
Pengambilan risiko berkaitan dengan
kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri,
semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari
keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat
orang lain sebagai risiko.
3.
Pengetahuan realistik mengenai
kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan
pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua perilaku
pengambilan risiko tidak sesederhan dan seobyektif apa yang digambarkan
tersebut. Terdapat unsur kegairahan seseorang wirausaha terhadap
ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang
dihadapi penuh keberhasilan.
C.
Keputusan Risiko
Pengambilan
keputasan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko
dalam hubungan pribadi dengan anak, isteri dan tetangga akan membantu
memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko
seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan
risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa
lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat
mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan prefisional datang dari
hidup dimasa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai
tujuan-tujuan dimasa yang akan datang.
Selaku
pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan
peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang
membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi
yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan
nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang
dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan
pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung
risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang
lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai
kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang
lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan
pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah.
Risiko
timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan
antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian
dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat
ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk
mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai
wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari
risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu
cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu
wirausaha menggunakan intuisi dan menialai tindakan mana saja yang mengandung
risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun
penting adalah bakat, kemampuan dan pengalaman diri sendiri.
D.
Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha,
berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila
dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko
yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang bisa kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang
kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi
risiko ditolaknya suatu ide. Berikut ini saran untuk mengatasi hal tersebut:
1.
Utarakan ide kepada isteri atau
teman, lebih baik jika mengutarakan ide terlebih dahulu sebelum
ditulis.menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan
menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide itu sudah menjadi pasti baru ditulis.
Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.
Pilih tempat dan waktu untuk
mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide pada perusahaan
sewaktu mengalami krisis. Organisasi berbeda dalam keadaan stabil sebelum ide
diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide.
Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.
Kemukakan ide sedikit demi sedikit,
pertama jaukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya
orang pada ide, setelah iyu baru rinciannya dikemukakan.
E.
Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh
orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan
masadepan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambilan risiko. Organisasi
tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang trampil dalam melaksanakan pekerjaan
rutin, sehingga risikonya sedikit.
Tingkat
manjemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.
Manajer tingkat lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat
perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi.nposisi ini dapat dianggap
sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus
minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat paling atas mempunyai kemampuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide
menjadi kenyataan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis”, apabila orgaisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi
terlaksananya ide, sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari
keterbatasan dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu
dilaksanakan.
Pelaku
usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia
menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk
barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi
tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara
orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
F.
Delegasikan wewenang
Sebagai
pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan
kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi
sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu
membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih
tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan
tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu.
Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif, berarti pemimpin harus
menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada
pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu
menerima wewenag serta tanggung jawab.
Keuntungan
maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk
melaksanakan tugas dari tanggung jawab. Pelaku usaha memerlukan pertolongan
orang lain, tetapi seoarang pemimpin tidak mempunyai waktu untukmemonitor
kegiatan secara langsung, kepercayaan kepada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap
jawaban memberi petunjuk mengenai kesedian mengambil risiko dalam
mendelegasikan wewenag dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi.
G.
Melaksanakan Perubahan
Setiap melaksanakan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada
risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat
tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan
kemampuan untuk meniali situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani
mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko
tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau
justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera
melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana
alternatif juga dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka
alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalhan berubah.
Suatu rencana sudah dicanagkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika
rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik
yang diterima tidak banya, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan,
setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai
dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam nenangani persoalan sangat
menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka
tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh
dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.
Keyakinan diri.
2.
Kesediaan untuk menggunakan
kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.
Kemampuan menilai situasi risiko
secara realistis dan mengubah kesempatan atau kemungkinan.
4.
Menghadapi situasi risiko menurut
tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku
usaha, oleh karena itu perlu menatapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri,
kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
H.
Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakuakn
evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan
menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu
mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah
digariskan.
Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan
pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri
sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang
mengandung risiko perlu memperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.
Apakah risiko sepadan dengan hasil?
2.
Bagaimana risiko dapat dikurangi
atau dihindari?
3.
Informasi apa yang diperlukan
sebelum risiko diambil?
4.
Sumber-sumber daya mana yang dapat
membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5.
Mengapa risiko ini penting?
6.
Apa yang menakutkan dalam mengambil
risiko?
7.
Apa pelaku usaha bersedia berusaha
sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8.
Apa yang dapat dicapai dengan
mengambil risiko?
9.
Persiapan-persiapan apa apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
10.
Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah
tercapai?
11.
Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Tidak bijaksana untuk diambil karena
mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan
lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misal: Produk atau jasa
bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing; atau lebih
banyakperusahaan yang masuk dalam bidang yang sama; atau pasar sedang mendekati
titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang
dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini,
terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba
potensial (sukses) untuk berbagai alternative.
2. Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan
kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan
dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh
atau pertumbuhan dalam bidang produklain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah
risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan, apabila
taat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran
alternative secara rinci.
3. Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi)
konsisten dengan sasaran-sasaran persahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan
survai berbagai alternative. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci
sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya
merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan ‘biaya pribadi’, sosial dan fisik.
Misalnya, apakah sebuah alternatif menita usaha pribadi? Apakah kegagalan akan
menjatuhkan prestise sosial? Perlumenentukan biaya keuangan dan biaya-biaya
lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan informasi
Tahap
selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penafsiran setiap
kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk
setiap permintaaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi.
Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai
akibat sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
a.
Apabila permintaan mendekati titik
kejenuhan, apakah modifikasi produk mendorong kenaikan permintaan di pasar
baru.
b.
Apakah terdapat pasar-pasar baru
jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
c.
Dapatkan peralatan mesin modifikasi
dengan mudah untuk membuat produk-produk lain.
d.
Apakah ada kemungkinan para pembekal
dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas
dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran
reaksi persaingan dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang
terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen
peralatan.
5. Minimkan Risiko
Menentukan langkah berisikan penaksiran secara realistik tentang
sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Kesadaran yang jelas tentang
kemampuan dan kekuatan perusahaan.
b.
Kreativitas dalam menentukan cara
mengubah keadaan (demi keuntungan).
c.
Kemampuan merencanakan taktik dan
strategi untuk mewujudkan perubahan.
d.
Dorongan, energi dan antusias untuk
melaksanakan strategi.
6. Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebauh alternatif telah dipilih, susun sebuah rencana untuk
pelaksanaan. Rencana memuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat
rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan-balik sehingga
perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
BAB III
PRODUK
Produk merupakan segala sesuatu yang
dapat di tawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian untuk di beli, untuk di
gunakan atau di konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Usaha
yang saya jalankan yaitu berupa barang, meliputi jilbab dan di lengkapi dengan
asessoris, jilbab bisa di pakai oleh
kalangan manapun, dan sekarang muncul banyak trend jilbab. Dalam usaha ini saya
tidak membutuhkan pembuatan produk dengan bahan baku pembuatan produk. Karena
saya akan menjual jilbab dari produk orang lain. Saya hanya perantara
orang-orang agar dapat membeli jilbab dengan lebih mudah. Disini saya akan
menjual berbagai macam bentuk jilbab. Jadi saya tidak mengutamakan satu jenis
atau satu merek, hanya saya akan menjual semua agar pembeli bisa leluasa
memilih sendiri apa yang ingin di beli dan apa yang ingin di pakai. Berbicara
mengenai jenis produk, pada saat ini mungkin hanya mengutamakan penjualan
jilbab dan bisa di katakan hanya satu jenis penjualan, dan di lengkapi dengan
asessoris secukupnya.Walaupun hanya satu jenis penjualan, namun di dalamnya
banyak berbagai bentuk model jilbab yang sekarang banyak di gandrungi oleh
kalangan masyarakat. Contoh sebagian jenis jilbab yang saya jual :
·
Jilbab
segi empat (banyak model pilihannya)
·
Pashmina
(banyak model pilihannya)
·
Langsung
pakai (banyak model pilihannya)
·
Syar”I
(banyak model pilihannya)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Wirausaha
Nilai
wirausaha yang saya miliki belum terlalu baik dan lengkap karena saya akan baru
memulai untuk melaksanakan sebuah bisnis dan pada saat ini saya masih ikut
menjalankan usaha dari saudara saya. Dalam membuat sebuah organisasi perlu
diperlukan sikap mental yang kuat untuk menghadapi tantangan bisnis yang ketat
untuk saat ini. Pengelolaan sebuah usaha harus sesuai dengan tujuan awal sebuah
usaha yaitu mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal harus ada pengorbanan yang harus dikeluarkan misalnya
pengorbanan waktu, tenaga dan uang. Sebagai seorang wirausaha harus berani
mengambil semua risiko yang dihadapi di kemudian hari. Begitupun saya, dalam
menjalankan bisnis penjual jilbab pasti ada risiko yang akan terjadi dan harus
dihadapi. Misalnya kalau banyak keluaran model jilbab yang baru pasti
kebanyakan orang lebih tertarik pada model jilbab yang terbaru dan bisa
menghiraukan jilbab yang model sebelumnya. Rencana pertama memang saya akan menjalankan
usaha yang akan menjual banyak model jilbab saja karena didaerah saya sendiri
masih jarang usaha yang menjual jilbab yang beraneka macam dan model. Didaerah
saya bisa terbilang masih lambat dalam perantara penjual jilbab yang
ter-update. Hal tersebutlah yang menjadi pemikiran saya untuk menjalankan
sebuah usaha yaitu dengan menjual jilbab yang ter-update. Karakteristik seorang
wirausaha yaitu harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan,
inovasi dan keinginan bertumbuhnya bisnis, serta berani menanggung risiko.
Sudah
di jelaskan bahwa kedua konsep mengenai wirausaha (entrepreneur) yang didefinisikan oleh Kurotku dan Hodgetts (2001)
dan didefinisikan oleh Zimmer dan Scarborough (2005) disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan
seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan
bisnis, dan hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Sebagai seorang
wirausahawan tentunya harus mempunyai empat karakteristik sebagai berikut :
1.
Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan
keuntungan
2.
Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa
mendatang
3.
Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4.
Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis
tersebut.
Dari empat
karakteristik tersebut diantaranya adalah menjalankan sebuah bisnis yang
mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan. Begitupun saya, dari maraknya
para perempuan muslim untuk menggunakan jilbab dan kerudung tentunya bisa
menjadi salah satu lahan bisnis seperti usaha jilbab dan kerudung ini. Alhamdulilah
didaerah saya yang menjual khusus jilbab ini masih terbilang jarang. Hal
tersebut merupakan sebuah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan.
Terlebih di era modern seperti sekarang ini, banyak wanita muslimah yang gemar
untuk mengoleksi berbagai macam jenis jilbab dengan motif dan warna yang
berbeda-beda sesuai dengan karakter yang mereka sukai. Semakin tingginya
permintaan produk dari jilbab di pasaran semakin meningkat pesat dan tidak
hanya ramai pada bulan Ramadhan atau menjelang waktu lebaran saja. Dari kasus
tersebut insya allah usaha penjualan jilbab ini kemungkinan bisa menghasilkan
keuntungan.
Untuk memulai usaha,
saya mempunyai keinginan dan tekat yang kuat untuk mencapai tujuan. Yaitu salah satunya untuk memudahkan para penggemar
model jilbab di masyarakat sekitar saya agar bisa leluasa memilih kualitas
bahan, warna dan trend jilbab masa kini dengan apa yang diinginkan, dan tidak
lepas juga untuk mendapatkan keuntungan. Analisis strategi yang saya lakukan
agar usaha tidak mati yaitu dari masa sekarang yang hanya menjual jilbab dan
dalaman jilbab di dalam kios saja mungkin di masa yang akan datang atau
kedepannya saya akan menjual jilbab tersebut dengan menggunakan mobil pic-up
agar bisa memasuki desa-desa sehingga orang yang males untuk pergi ke pasar
ataupun kios bisa membelinya di rumah saja. Hal tersebut bisa menjadi rencana
agar dapat bersaing kalau sudah banyak orang menjual jilbab di kios. Selain itu
saya berfikir kedepannya akan menjual gamis bermacam-macam agar dapat
melengkapi usaha jilbab tersebut, sehingga orang yang datang bisa memilih
jilbab dan gamis sekalian.
2. Jiwa Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung
pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang
diri sendiri untuk mencapai sebuah tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam
menjalani hidup. Sebagai seorang wirausaha harus bertanggung jawab atas semua
keputusan yang dibuat dan berani mengambil risiko atas keputusan tersebut. Keputusan
saya untuk membuka kios penjualan jilbab harus mempertimbangkan semua kemungkinan
yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan tersebut bisa berasal dari luar
maupun dalam. Sebelumnya saya harus melakukan surve pasar, surve pesaing yang
ada di sekitar. Sebagai seorang wirausaha harus professional dalam menjalankan
usahanya. Saya harus bisa memisahkan masalah pribadi dengan masalah yang
terjadi pada usaha yang saya jalankan.
Sikap mental dan perilaku positif
sangat saya butuhkan dalam menjalankan usaha ini. Sikap mental dalam otak
merupakan alat yang berdaya luar biasa, karena mampu menyediakan waktu beberapa
saat untuk memikirkan sesuatu yang memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan
tertentu. Bahwa pikiran saya harus terorganisasi dengan baik agar mampu untuk
memusatkan pada permasalahan sehingga dalam menghadapi suatu masalah sudah siap
dengan sikap mental yang kuat. Sedangkan perilaku positif memudahkan kita untuk
memfokuskan pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Perilaku
positif tersebut akan saya lakukan dengan cara menjauhkan pikiran dan ide-ide
yang negatif yang akan mengakibatkan usaha yang saya jalankan terganggu.
3.
Risiko usaha
Semakin bertambah besarnya
organisasi atau perusahaan, maka bertambah pula persoalan yang akan dihadapi.
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan mengharapkan pelaku usaha tidak takut
dalam menghadapi sebuah risiko. Risiko yang diterima bisa berupa risiko besar
ataupun risiko kecil. Pendirian sebuah usaha penjualan jilbab banyak sekali
risikonya. Diataranya yaitu persaingan pasar yang cukup banyak dan barang yang
kurang menarik minat muslimah. Antisipasi saya terhadap resiko tersebut :
Setiap orang pasti memiliki persepsi terhadap apa yang mereka lihat. Cara saya
untuk mengantisipasi kurangnya minat konsumen ini adalah dengan melakukan
promosi secara mendalam dan menyeluruh. Jadi bukan hanya saya bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan, tetapi saya juga bertujuan untuk membantu para wanita
memperindah penampilan mereka. Sehingga mereka dapat tertarik untuk
memperhatikan dan mencoba jilbab yang saya jual.
Sebagai seorang wirausaha harus bisa
melihat peluang yang ada di masyarakat. Mampu berinovasi terhadap produk yang
dijual dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Menjadi penjual banyak
menemui risiko, walaupun jilbab tidak seperti makanan yang gampang membusuk
tetapi juga mempunyai kekurangan dalam menjalankan bisnis jilbab tersebut.
Untuk menjaga kualitas dan barang ter-update jilbab yang saya jual dan
meminimkan kerugian, saya bisa bekerjasama dengan penjual lain yang ingin
membeli dan dijual kembali kepada konsumen. Dengan bekerjasama tersebut jilbab
yang saya jual akan selalu mendapatkan pemasukan.
Mendelegasikan wewenang juga penting
dilakukan. Apabila saya tidak bisa datang ke kios saya harus memberikan
kewenangan untuk menjual jilbab kepada karyawan. Untuk mendelegasikan wewenang
kita harus melatih karyawan untuk bisa jujur dan bertanggung jawab akan hal
tersebut. Hal ini mempermudah saya apabila saya ada kepentingan diluar usaha saya,
saya masih bisa membuka kios. Sehingga proses penjualan masih bisa tetap
berjalan. Karena menurut buku Kewirausahaan (Sukirman) yang saya baca, Mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu.
Terdapat akibat-akibat negative maupun positif, berarti pemimpin harus
menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada
pertumbuhan harus mempunyani staf yang berorientasikan tindakan dan mampu
menerima wewenang serta tanggungjawab.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai
seorang wirausaha harus mengetahui bagaimana cara mengelolanya, bagaimana
dengan keadaannya di saat ini maupun di masa depan dan juga harus
mempertimbangkan keuntungannya. Selain itu sebagai wirausaha harus siap dengan
segala risiko-risiko yang dihadapi dan mampu untuk mengatasinya. Dalam
menjalankan suatu usaha yang terpenting adalah kerja keras, keinginan untuk
maju, dan kedisiplinan dalam menjalankan suatu usaha.Usaha penjualan jilbab ini
dapat dijadikan kerja sampingan yang menguntungkan ataupun usaha yang dijadikan
untuk penghasilan utama yang menjanjikan.
B. Rujukan
Pengembangan Kewirausahaan Melalui Peningkatan
Kinerja Karyawan
Sukirman Sukirman
This study aimed to analyze the impact
of the employee's performance towards the development of entrepreneurship. This
study of employee performance involved variables of creativity, innovation and
motivation. It analyzed the impact of creativity, innovation and motivation
towards employee performance; it also analyzed the impact of creativity,
innovation and motivation for the development of entrepreneurship and analyzed
the impact of employee performance towards the development of entrepreneurship.
The study focused on ‘Jenang Kudus’small scale businesses in Kudus Regency that
covered 396 firms (Department of Industry and Trade, Kudus Regency, 2010) and
focused on the small scale businesses under the auspices of the Department of
Industry and Trade. The population in this study were all ‘Jenang Kudus’ Small
Scale Business companies in Kudus Regency. The sample consisted of 86
companies.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman,
2008. Kewirausahaan (Kasus dan
Implementasi), Penerbit Galaksi Nusindo. Semarang.
Sukirman, 2014. “Pengembangan
Kewirausahaan Melalui Peningkatan Kinerja Karyawan” Page 107
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.
terimakasih atas ilmunya Kak, sangat bermanfaat...
BalasHapusAplikasi Kasir Android Gratis