ANALISA KEWIRAUSAHAAN
“HANIK REZKI FASHION”
Disusun sebagi salah satu syarat untuk memenuhi nilai
pada mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr.Drs Sukirman S.Pd. SH. MM
Disusun
oleh:
Nama : Hanik Munawaroh
Nim:
201511323
Kelas:
4A

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa
kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah kewirausahaan dengan membahas
susunan-susunan dalam bentuk proposal yang berjudul “ JEM FOUR ”.
Dalam penyusuann proposal ini, tak sedikit hambatan
yang kami hadapi, namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
proposal ini tidak lain berkat bantuan dorongan dan bimbingan orangtua sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada Dr.Drs Sukirman
S.Pd. SH. MM yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada kami sehingga
kami bermotifasi dan menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan tugas proposal ini kami masih merasa
banyak kekurangan baik pada teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan proposal ini. Harapan kami semoga proposal ini
dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan fikiran bagi pihak yang membutuhkan
khususnya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Kudus,
25 Maret 2017
Penulisan
DAFTAR ISI
ABSTRAK
Dalam usahawan merupakan seseorang yang bertindak
membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan
konsep tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang
melakukan bisnis Zimmerer dan Scarborough (2005). Konsep tersebut menceritakan bahwa
wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan
bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang
dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha. Landau mengusulkan
hubungan dari risiko yang dibawa (risk
bearing) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entrepreneur (Sukirman, 1982).
Berdasarkan karakteristik entrepreneur
yang dikemukakan o eh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepenuer harus memiliki motivasi
kerja keras, mempunyai jaringan (netwok),
inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Kondisi ini
menunjukkan bahwa para entrepreneur menemui
tekanan (stress) setiap inovasi yang
dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan
Gumper (Sukirma, 1983) bahwa sumber tekanan pada di idenfikasi dari empat
penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis dalam bisnis yang dikerjakan,
persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau
tercapai. Sikap mental pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu
yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat. Pelaku
bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap
pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan. Wirausaha menyukai resiko
realistic karena ingin berhasil, mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan
tugas yang sukar tetapi realistic dengan menerapkan ketrampilan-ketrampilan
yang dimiliki, sehingga resiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber
kepuasan tidak terdapat pada situasi itu.
Semakin bertambah besarnya perusahaan pakaian yang
berdiri saat ini maka betambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan
dan perkembangan perusahaan pakaian menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut
mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko tertentu. Dalam perusahaan
pakaian semakin zaman modern ini semakin banyak saingan untuk menjadi enterprenuer. Dengan melihat trend
sekarang banyak peminat yang mengejar keinginan demi fashion yang styelesnya
itu.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kewirausahaan (entrepreneur)
adalah kempuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berdeda adalah nilai
tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.
Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di
pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Bisnis penjualan sekarang ini memang semakin
berkembang terutama di Indonesia, ini terbukti dengan semakin banyaknya muncul
outlet dan distro yang menjual berbagai jenis pakaian. Seiring dengan
perkembangan fashion pakaian ini maka persaiangan untuk memperoleh pelanggan
dan keuntungan juga semakin meningkat. Banyak strategi yang dilakukan seperti
pendirian cabang usaha di berbagai daerah agar pelanggan semakin mudah
mendapatkan pakaian yang dicari. Kebutuhan akan sandang merupakan kebutuhan
primer setiap orang. Dari tahun ke tahun peningkatan produk ini sangatlah
pesat. Untuk memenuhi trend saat ini diperlukannya unit usaha yang dapat
menyediakan produk pakaian tersebut. Disini saya akan menerapkan penjualan
pakaian sehari-hari pria dan wanita yang berkualitas dengan harga terjangkau
atau mudah dijangkau oleh masyarakat. Kebutuhan fashion pria dan wanita ini
sangat banyak peminatnya di pasaran, apa lagi kalangan anak muda. Sector usaha
yang bergerak di bidang pakaian sendiri memang merupakan salah satu segmen
usaha yang cukup menggiurkan, pasalnya
sector usaha tersebut memang terkenal mampu menghadirkan keuntungan yang
menjanjikan karena pakaian sendiri memang merupakan salah satu kebutuhan pokok lainnya
yang akan selalu dibutuhkan pokok lainnya yang akan selalu dibutuhkan oleh
setiap individual.
B. Perumusan
Masalah
1. Bagaimana
menyelaraskan teori Kewirausahaan dengan usaha yang sekarang dijalani (usaha
kosmetik)?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui analisa dari usaha yang sedang dijalani (usaha kosmetik) dengan
menganut teori Kewirausaan dengan menganilisa Wirausahawan, Jiwa Wirausaha, dan
Risiko Usaha.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Wirausahawan
Pengertian
wirausahawan (entrepreneur) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa
entrepreneur berasal dari bahsa Perancis yaitu entreprendre yang berrti mengambil
pekerjaan (to undertake). Konsep
mengenai entrepreneur adalah sebagai
berikut:
The entrepreneur is one
who undertake to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer dan Scarborough (2005)
memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is a one of creates a new business in the face of risk
and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying
significant opportunities and assembling the necessary resources to capitalize
on them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi
risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepeneur merupakan tindakan seseorang yang
berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan
meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepeneur mempunyai empat karakteristik
yaitu:
1. Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang,
3. Bisnis
yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4. Perusahaan
akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai
pihak menyatakan bahwa entrepeneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan
bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi yang tinggi. Inovasi
tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.
Resiko
dan karakteristik
Landau (1982) mengusulkan
hubungan dari risiko yang dibawa (risk
bearing) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi
entrepeneur. Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada tabel berikut:
Tabel
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Entrepreneur Klasifikasi Landau
High
Risk Bearing
Low
Low Innovativeness High
Gambler merupakan entrepreneur yang
mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer
(pemimpi) yaitu entrepreneur yang mempunyai karakteristik inovasi yang tinggi
dan risiko yang rendah. Consolidator adalah entrepreneur yang mempunyai
karakteristik inovasi rendah dan hanya bisa menerima risiko rendah.
Entrepreneur adalah seseorang yag mempunyai karakterisik inovasi tinggi dan
risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Terdapat 10 karakteristik dari
entrepreneur menurut Kuratko dan Hodgetts (2001), sebagau berikut:
1. Entrepreneur
adalah pelaku bukan pemikir.
2. Entrepreneur
dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3. Entrepreneur
selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4. Entrepreneur
adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dengan masyarakat.
5. Entrepreneur
harus memenuhi the profile.
6. Kebutuhan
entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan
entrepreneur adalah keberuntungan.
8. Ketidaktahuan
adalah kebahagiaan bagi entrepreneur.
9. Entrepreneur
menginginka keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup
tinggi.
10. Entrepreneur
adalah sangat pengambil resiko (gambler).
Karakteristik ini sangat memberikan
pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa risiko da
inovasi. Terdapat 11 karakteristik entrepreneur menurut Kao (1991), sebagai
berikut:
1. Total
komitmen, penentu, dan melindungi.
2. Dorongan
untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3. Orientasi
pada kesempatan dan tujuan.
4. Mempunyai
inisiatif dan tanggungjawab personal.
5. Pemecah
persoalan secara terus menerus.
6. Memiliki
realisme dan dapat bercengkerama (humor).
7. Selalu
mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
8. Selalu
berfokus pada internal.
9. Menghitung
dan mencari risiko.
10. Kebutuhan
yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11. Memiliki
integritas dan reliabilitas.
Terdapat 9 karakteristik tingkah laku
wirausahawan menurut Sukardi (1991), sebagai berikut:
1. Sifat
instrumental.
2. Sifat
prestatif
3. Sifat
keluwesan bergaul
4. Sifat
kerja keras
5. Sifat
keyakinan diri
6. Sifat
pengambil risiko
7. Sifat
swakendali
8. Sifat kemandirian
C.
Mengatasi
tekanan
Menurut
Boyd dan Gumpert (1983), sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat
penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan,
persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan akan
tercapai. Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, harus dilakukan
antisipasi terhadap tekanan entrepeneur. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan
para entrepreneur seperti melakukan
meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya.
Terdapat lima persoalan yag perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1.
Menciptakan networking
Kesepian yang dihadapi
dilakukan denga menciptaknan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permasalahan yag dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total
Pada saat tidak bekerja
seperti hari libur atau akhir pekan entrepreneur
melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi
tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekerja
Entrepreneur
mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu entrepreneur dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan diluar perusahaan
Entrepreneur
dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatka kepuasaan sehingga
bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
Entrepreneur
harus bisa mendelagasikan pekerjaan kepada
karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh
uraian tersebut memberikan penjelasan tentang entrepreneur termasuk stres yang dihadapi. Inovasi da risiko serta
keinginan berkembang merupakan karakteristik utama dari entrepreneur.
BAB III
JIWA WIRAUSAHAWAN
A.
Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan individu yang
berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam
mengejar tujuan.
Ciri
dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya diri
|
Yakin, tidak tergantung, individualis dan optimis.
|
Berorientasikan pada tugas dan hasil
|
Buruh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja
keras dan dorongan kuat, energik dan inisiatif.
|
Pengambil risiko
|
Mampu mengambil risiko dan menyukai tantangan.
|
Kepemimpinan
|
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan
kritik
|
Keorisinilan
|
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba
bisa, dan banyak tahu.
|
Berorientasi ke masa depan
|
Pandangan ke depan, perseptif.
|
sumber
: East West Center, Honolou. 1977 dalam Meredith, GG. et al.
Untuk menjadi pelaku usaha yang baik,
jiwa tersebut perlu dmiliki dan dikembangkan. Seluruh sifat-sifat belum tentu
dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, maka semakin besar kemungkinan menjadi
wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara satu dengan yang
lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima
tanggungjawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan menjadi
pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa
wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat
hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran
berdasarkan sifat pribadi dan ketrampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha,
para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.
B.
Idiologi
Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yag sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri
bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil
risiko dengan menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Kegagalan harus
diterima sebgaai pengalamna belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan pengalaman dari masa lampau membatu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian
tujua yang berhubungan dengan kemampuan da ketrampilan. Terima diri sendiri,
tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam
mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada
tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakuka hal ynag pentng
dnaa mampu untuk dikerjakan.
Mencapai
kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan
merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha padaumumnya. Hasil yang
diterima lebih penting dari hasil yag sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil
yag sempurna untuk satu tujua dalam jangkawaktu yang terlalu lama hanya akan
menghambat perkembagan dan pertumbuhan pribadi.
C.
Jati
diri Wirausaha
Manusia
merupaka individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup
dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan
mempunyai tjuan hidup berlainan. Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan
beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha
selalu meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati
“model peranan” akan menghasilkan sikap dan ketrampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan,
kondisi keluarga, keuangans erta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam
melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap
diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan,
apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami
kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat
realistik dalam menentukan diri sendiri
yag dapat dantidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih
baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha
mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan
dalam pertumbuhan pribadi secra terus-menerus.
D.
Bisnis
Ditempat Kerja
Melakukan
bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi
karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mangambil risiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam
keadaan konflik, perubahan, da keragu-raguan. Bararti bahwa pelaku bisnis perlu
menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku
bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier dan hasil yang
diinginkan diharapkan berkaitan dengantujuan yang dapat diukur dan berarti.
Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk
belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik,
jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan
tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha.
Rangkaian pernyataan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
E.
Sikap
Karir
Pelaku
bisnis memiliki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir.
Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap
kewirausahaan pada karir.
1.
Pilih karir yang
memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan
memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan
dan bakat diri sendiri.
2.
Apabila memulai karir,
tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang
sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk
mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan
perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat
positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.
Diperlakukan pengetahuan
sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat
membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4.
Tingkatkan kemampuan diri
secara terus menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang ke depan untuk
menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.
Semua selalu berubah,
berrti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan ginakan untuk
memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.
Berorientasikan pada
tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengantar pada kesuksesasan masa depan.
7.
Memiliki kekuatan dan
kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan,
lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima
kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.
Susun kegiatan menjadi
rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga
untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan
dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai
bayak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kretaif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan.
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staff dan hasil
yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri
sendiri, pastikan penampilan menarik.
13. Mengambil
keputusan merupakan ciri utamadari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lampau. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan
memuaskan.
F.
Sikap
Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup
sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai
pengalaman-pengalaman secara sehat.
Berikut
saran untuk pengembangan sikap mental yang baik :
1.
Pelaku bisnis merupakan
orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga
akan prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan karena sikap ini
menentukan keberhasilan.
2.
Otak merupakan alat yang
berdaya luar bias, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan
sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.
Sebagian manusia
membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan
imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang besar-besar. Pelaku
usah yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan
calon pemimpin bisnsi maupun masyarakat.
4.
Humor ikut mengembangkan
sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak
sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan
menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
5.
Piiran harus
terorganisasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai permasalahan.
Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan
upaya yang minim.
G.
Perilaku
Positif
Perilaku
individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sika[, pelaku
usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan
untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dn atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif
terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Penelitian
mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress
yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik.
H.
Kebiasaan
dan Sikap
Perbuatan
baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling
utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi.
Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orag biasa merupakan sebuah cara untuk
menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar dan tidak menyenangkan.
Apabila pelaku usaha dapt membentuka kebiasaan selama satu bualn setiap hari,
akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika
malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan
baik lainnya.
Setelah satu bulan mempertahankan
kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan baik tersebut
memegang peranan penting dalam prestasi masa depan.
BAB IV
RESIKO USAHA
A. Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin
berhasil = mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar
tetapi realistik dengan menerapkan ketrampilan-keterampilan yang dimiliki,
sehingga risiko kecil dan risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak
terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar
tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah
banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan
menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia
menerima resiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko
karena ingin amandan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan
mengandung risiko, dimana merupakan bagian darikegiatan pelaku usaha. Wirausaha
bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko danharus
mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
B. Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya
membuat pilihandari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya
tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Kondisi semacam ini
mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi
semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku
usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan
menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif
yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif” tergantung dari:
1. Kemampuan
daya tariksetiap alternatif,
2. Kesediaan
menerima kerugian,
3. Kemampuan
menerima keberhasilan dan kegagalan,
4. Kemampuan
meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh:
Seorang
karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35.000.000,- per
tahun dan mendapatkan peluang utuk promosi setiap empat tahun. Karyawan
tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dagang masa
depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah
Rp 45.000.000,- per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau
mungkin malah sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga
tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap
tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan
karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan
mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil risiko,
apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada posisi aman.
Selain pada posisi itu terdapat orang lain lebih “bersemangat”, tidak puas
dengan posisi sekarang dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat menjadi
kaya. Orang-orang semacam ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak
memperhatikan akan kesuksesan dan belum mempertimbangkan tingkat usaha yang
dikehendaki.
Faktor lain dari rancangan pelaku usaha terhadap
kondisi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggung jawab pribadi
atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan maupun merugikan.
Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggung jawab atas
keputusan-keputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan perusahaan besar atau campur tangan
pemerintah.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada
perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
1. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua
perilaku pengambilan risiko tidak sesederhan dan seobyektif apa yang
digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seseorang wirausaha terhadap
ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang
dihadapi penuh keberhasilan.
C. Keputusan Risiko
Pengambilan keputasan risiko merupakan masalah yang
paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha.
Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak, isteri dan
tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan
pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu
kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan, dan
keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil
risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan.
Pertumbuhan pribadi dan prefisional datang dari hidup dimasa sekarang dan
mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan
datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam
kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan.
Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru
tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus
menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan
mampu mencapai lebih banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan
bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan
kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri
mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang
bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan
masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan
pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas
masa depan diri sendiri sangat lemah.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab
atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah
maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk
mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis
karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengambil risiko yang
lebih besar dari yang dapat ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena
terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak
diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan
sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah
memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak.
Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menialai tindakan mana saja
yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil
yang diperoleh.
D. Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting
wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif.
Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap
mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang bisa kreatif, jika telah mengembangkan
suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam
mengurangi risiko ditolaknya suatu ide. Berikut ini saran untuk mengatasi hal
tersebut:
1.
Utarakan ide kepada
isteri atau teman, lebih baik jika mengutarakan ide terlebih dahulu sebelum
ditulis.menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan
menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide itu sudah menjadi pasti baru ditulis.
Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.
Pilih tempat dan waktu
untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide pada
perusahaan sewaktu mengalami krisis. Organisasi berbeda dalam keadaan stabil
sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan
suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang
baru.
3.
Kemukakan ide sedikit
demi sedikit, pertama jaukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan
semakin tertariknya orang pada ide, setelah iyu baru rinciannya dikemukakan.
E.
Tipe
Pengambil Risiko
Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak
dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan
pengharapan-pengharapan masadepan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe
pengambilan risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang trampil
dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga risikonya sedikit.
Tingkat manjemen menengah, terdapat kemungkinan lebih
banyak untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat lebih banyak mendapat
kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan
fungsi-fungsi.nposisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi
dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada
tingkat paling atas mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide
kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan
mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila orgaisasi
tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri.
Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide
sehingga mampu menerima risiko demi terlaksananya ide, sebaliknya pelaku usaha
merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan dan membatasi kegiatan sampai
pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil
risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan
mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku
usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu
menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
F. Delegasikan Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti
dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan
perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang
terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan
bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk
kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada
orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun
positif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan
wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang
berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenag serta tanggung jawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan
diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggung jawab.
Pelaku usaha memerlukan pertolongan orang lain, tetapi seoarang pemimpin tidak
mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan kepada
staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada
penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesedian mengambil
risiko dalam mendelegasikan wewenag dan tanggung jawab kepada orang lain dalam
organisasi.
G. Melaksanakan Perubahan
Setiap melaksanakan kegiatan harus dapat menentukan apakah
ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan
mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka
dibutuhkan kemampuan untuk meniali situasi secara realistik dan mencari
pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun
mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan
keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka
segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan.
Rencana-rencana alternatif juga dirancang, karena apabila rencana utama tidak
berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalhan berubah.
Suatu rencana sudah dicanagkan kemudian dilaksanakan,
sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang
terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banya, kekurangan umpan balik
menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan
penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam
nenangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan
memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan
keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi
oleh:
1. Keyakinan
diri.
2. Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3. Kemampuan
menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan atau
kemungkinan.
4. Menghadapi
situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari
pelaku usaha, oleh karena itu perlu menatapkan sasaran yang tinggi untuk diri
sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan
dihadapi.
H. Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam
melakuakn evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan
menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu
mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah
digariskan.
Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang
dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri
sebelum memutuskan untuk mengambil risiko.
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil
risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan yang harus
dijawab sebelummenangggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan
ini dapat mengakibatkan kegagalan.
I.
Pengambilan Risiko
Perilaku pengambilan risiko kewirausahaan semakin
diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat
beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita
wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, dari pada manajemen yang
bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku dengan
penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan.
Berikut prosedur untuk menganalisis sebuah risiko yaitu:
1. Taksiran
risiko
Pertama menaksir
ada tidaknya risiko yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah
alternatif. Misalnya, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi
tambahan permintaan. Pilihannya adalah:
a. Tetap
pada tingkat permintaan sekarang
b. Membeli
peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan
c. Menyewa
peralatan untuk memenuhi permintaan
d. Mensubkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila
mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan
jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka di
sini terdapat sedikit risiko di dalam memutuskan salah satu dari
alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang
tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan
lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalnya: produk atu jasa
bisa menjadi uang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak
perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik
jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang
dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini terdapat
berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingat laba potensial
(sukses) untuk berbagai alternatif.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah berikut adalah
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan.
Sasaran-sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang lain. Pelaku
usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azaz dengan tujuan
dan sasaran perusahaan, apabila taat azaz proses pengambilan keputusan
diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3. Teliti
Alternatif
Contoh: pengembalian
risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan
sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai
alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya
dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial,
tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan ‘biaya pribadi’,
sosial dan fisik. Misalnya, apakah sebuah alternatif menita usaha pribadi?
Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlumenentukan biaya
keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan
Informasi
Tahap selanjutnya
mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penafsiran setiap kemungkinan
realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap
permintaaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari
pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan.
Laba
yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi
pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan
dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi
ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.
Minimkan Risiko
Menentukan langkah
berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi
keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan.
b. Kreativitas
dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c. Kemampuan
merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan.
d. Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6.
Rencanakan dan Laksanakan
Alternatif
Sebauh alternatif
telah dipilih, susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadwal,
rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan
terjadi, dan proses umpan-balik sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan
dilaksanakan dengan segera.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan
buku yang telah saya baca, yaitu buku Kewirausahan karangan Drs. Sukirman, SPd,
SH, MM. Dapat dianalisis dengan usaha yang sekarang saya miliki dengan usaha
kosmetik, dengan buku Kewirausahaan ini dapat mengetahui tentang wirausahawan,
jiwa wirausaha dan juga resiko berwirausaha.
Mendirikan toko pakaian dengan cara memasok dagangan
kepada agen atau bisnis online untuk memasrkan lebih luas produk pakaian
tersebut. Berbagai produk pakaian disediakan
di “HANIK REZKI FASHION” yang biasa digunakan untuk penampilan gaya anak muda
zaman sekarang yang mengikuti fashion. Tidak hanya menjual pakaian tapi juga
mempersilahkan siapa saja yang berkenan menjadi resseler atau ingin dijual lagi
dengan keuntangan yang sudah disepakati bersama. Jadi yang mendapatkan
penghasilan juga tidak hanya sepihak tapi bisa berbagi rejeki dengan tetangga
ataupun teman lainnya. saya akan menawarkan kepada pelanggan yaitu Sandang atau
pakaian, karena kalau kulit dan wajah sudah terawat maka pakaian akan mengikuti
dengan fashion yang mengikuti jaman, agar bisa terlihat balance atau seimbang.
A. Masa
sekarang “HANIK REZKI FASHION”
Usaha
pakaian saya ini sudah mempunyai sewo toko yg berada di pinggir jalan raya yang
ramai akan pengunjung untuk membeli atau sekedar melihat saja. Untuk pemasaran
sudah sampai ke daerah yang lainnya karena saya juga mempunyai seorang teman
yang mau menjadi reseller untuk memasarkan produk baju saya melalui media
social atau yang disibut dengan online. Di jaman sekarang dengan mudah
mengetahui informasi secara langsung tanpa harus melihat di toko tersebut, maka
dari itu saya membuat grup WA, BBM, dan FACEBOOK sebagai sarana media penjualan
yang lebih mudah dan praktis. Disamping itu saya juga menjaga keadaan toko agar
tetap ramai akan pengunjung yang datang. Dengan menyetok pakaian-pakaian yang
trend dijaman sekarang dengan harga yang terjangkau dengan dapat mudah menarik
konsumen untuk membeli pakaian tersebut.
A. Masa
depan “HANIK REZKI FASHION”
Semua
pelaku usaha juga ingin bisnis kedepannya selalu maju dan terus berkembang
secara pesat. Para usaha juga melakukan inovasi secara keinginan masyarakat
agar dapat memuaskan para pelanggannya tersebut. Usaha mana yang mau gulung
tikar? Pasti semua pelaku usaha tidak menginginkan hal itu terjadi terhadap
bisnis pakaiannya ini, dengan pemikiran yang luas para pengusaha selalu memberikan
motivasi inovasi yang disukai oleh masyarakat.
1. Wirausahawan
Dari
pengertian wirausahawan yang dipaparkan oleh Drs. Sukirman, SPd, SH, MM yang menyatakan bahwa wirausahawan merupakan
seseorang ynang bertindak membuat organisasi. Mengelola dan menentukan risiko
sebuah bisnis. Nilai wirausaha yang saya miliki belum terlalu baik karena saya
baru memulai untuk melaksanakan sebuah bisnis. Dalam membuat organisas
diperlukan sikap mental yang kuat menghadapi tantangan bisnis yang ketat
sekarang ini.pengelolaan sebuah organisasi harus sesuai dengan tujuan awal
sebuah organisasi yaitu mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Untuk
mendapatkan keuntungan keuntungan yang maksimal harus ada pengorbanan yang
harus dikeluarkan. Misalnya pengorbanan waktu, tenaga dan uang. Sebagai seorang
wirausaha harus berani mengambil semua risiko yang akan dihadapi dikemudian
hari. Begitu juga saya dalam menjalankan usaha bisnis Kosmetik pasti banyak
sekali risiko yang terjadi. Misalnya di toko “HANIK REZKI FASHION” ini jika ada
ketidak puasan pembeli online ataupun pembeli secara langsung maka dari pihak
kami akan menegaskan kembali dengan pelanggan. Karena sebelum saya memasarkan
pakaian ini dari pihak kami sudah menjelaskan bahan-bahan pakain tersebut
terlebih dahulu. Maka jika ada pelanggan yang kecewa dengan produk atau
complain secara langsung maka dari pihak kami langsung menjelaskan kepadanya.
2. Jiwa
wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesdiaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri utnuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Sebagai seorang wirausaha harus bertanggung
jawab atas semua keputusan yang dibuat dan berani mengambil risiko atas
keputusan tersebut. Keputusan saya untuk membuat toko berbagai pakaian juga harus mempertimbangkan
semua kemungkinan yang akan terjadi, kemungkinan-kemungkinan tersebut bisa
bersala dari luar maupun dari dalam usaha yang sekarang yangs saya jalankan.
Sebelumnya saya harus survei pasar, survei pesaing dan juga survei konsumen.
Berhubungan di desa saya belum begitu banyak ada toko pakaian maka saya
berkeinginan mendirikan toko pakaian di daerah saya ini, jika didesa (Desa
Sokopuluhan Kec. Pucakwangi Rt 06/01).
Maka dari tiu saya muncul ide jika melakukan usaha ini. Untuk pasarannya banyak
anak muda yang minat dengan pakaian ini dikarenakan banyak anak muda yang
selalu mengikuti trend tersebut.
3. Resiko
usaha
Semakin
bertambah besarnya organisasi atau perusahaan maka bertambah banyak persoalan
yang akan dihadapi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan mengharapkan pelaku
usaha tidak takut dalam mengambil sebuah keputusan. Semua keputusan yang
diambil pasti selalu mendapatkan risiko. Risiko yang diterima bisa risiko besar
maupun kecil, pendirian sebuah usaha pakaian
banyak sekali risikonya. Yang pertama yaitu persaingan pasar untuk usaha baru
seperti usaha pakaian saya pastinya
minim sekali untuk dipercaya, biasanya seorang perempuan mempunyai kepercayaan sendiri
untuk gaya styel yang mereka inginkan.
Yang kedua persoalan harga, konsumen akan memilih harga yang lebih murah
walaupun hanya berselisih “lima ratus perak”. Hal itulah yang saya pikirkan
bagaimana konsumen mempunyai kepercayaan akan menggunakan produk konsumen dari
HANIK REZKI FASHION, jadi saya percaya diri jika melakukan promosi. Selanjutnya
yaitu risiko pelanggan yang beralih kepenjual lainnya, beralihnya konsumen
ketempat lain bisa disebabkan oleh banyak faktor antara lain, yaitu harga jual
ditoko usaha pakaian saya lebih sedikit mahal dibandingkan dengan toko lain.
Bisa juga ada faktor ketidaksukaan dari orang lain kepada saya istilah lainya
Fitnah. Orang-orang sekarang menghalalkan segala cara untuk menghancurkan usaha
orang lain hanya karena faktor tidak suka.
Sebagai seorang wirausaha harus bisa
melihat peluang yang ada dimasyarakat mampu berinovasi terhadap produk yang
dijual dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Dalam menjalankan
usaha pakaian yang sedang saya jalani, pastinya mempunyai invosi-inovasi
kedepannya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang wirausahawan harus mempunyai jiwa
kewirausawan, bertanggung jawab dalam pekerjaan yang sedang dijalani, bersikap
disiplin terhadap semua yang dikerjakan. Semua itu bertujuan untuk mencapai
tujuan yang sudah direncanakan dalam suatu organisasi. Jiwa wirausahawan
mendapatkan kekuatan diperoleh dari diri sendiri bukan dari orang lain,
optimisme dalam diri sendiri itu sangat berpengaruh untuk kelangsungan usaha
yang sedang dijalani, tidak gampang putus asa walaupun mendapatkan kegagalan.
Dalam merintis usaha pastinya ada persoalan ataupun permasalahan yang akan
dihadapi oleh seorang wirausahawan.
Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil yang positi dan keberhasilan merupakan
buah dari usaha yang tidak mengenal lelah. Jika kita terus berusaha tidak
gampang putus asa selalu berinovasi terhadapa usaha yang dijalani maka hasilnya
akan memuaskan, karena tidak ada hasil yang menghianati usaha.
B. Rujukan
This
study aimed to analyze the impact of the employee’s performance towards the
development of entrepreneurship. This study of employee performance involed
variables of creativity, innovation and motivation. It analyzed the impact of
creativity, innovation and motivation for the development of entrepreneurship
and analyzed the impact of employee performance towards the development of
entrepreneurship. The study focused on “Jenang Kudus” small scale business in
Kudus regency that covered 396 firms (Department of Industry and Trade, Kudus
Regency, 2010) and focused on the small scale business under the auspices of
the Departement of Industry and Trade.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman,
2008. Kewirausahaan (Kasus dan
Implementasi), Penerbit Galaksi Nusindo. Semarang.
Sukirman,
2014. “Pengembangan Melalui Peningkatan
Kinerja Karyawan” Page 107
Tidak ada komentar:
Posting Komentar