ANALISA KEWIRAUSAHAAN
“BEAUTY AND THE
BEST”
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi nilai pada mata kuliah
![]() |
Kewirausahaan yang diampu oleh Dr. Drs. Sukirman S.Pd. SH. MM.
Disusun
Oleh:
SISKA
PUSPITA SARI
201511336
Kelas 4B
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
MURIA KUDUS
2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa kami telah menyelesaikan tugas
mata kuliah kewirausahaan dengan membahas susunan-susunan dalam bentuk analisas
kewirausahan yang berjudul “ BEAUTY AND THE BEST ”.
Dalam
penyusuann proposal ini, tak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan proposal ini tidak lain berkat
bantuan dorongan dan bimbingan orangtua sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi teratasi oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Drs Sukirman S.Pd. SH. MM yang telah
memberiakan tugas, petunjuk kepada kami sehiingga kami bermotifasi dan
menyelesaikan tugas ini.
Dalam
penulisan tugas proposal ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada
teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan proposal ini. Harapan kami semoga proposal ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan fikiran bagi pihak yang membutuhkan khususnya sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Kudus, 26 April 2017
Penulis
Daftar
Isi
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
ABSTRAK ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................................
1.2 Perumusan
masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................
BAB IV PENUTUP .........................................................................................................
1.9 Kesimpulan...............................................................................................................
2.0 Rujukan.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
ABSTRAK
Wirausahawan
merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan
untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki
sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha (Zimmer dan Scarborough 2005). Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yag sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri
bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil
risiko dengan menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Kegagalan harus
diterima sebgaai pengalamna belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan pengalaman dari masa lampau membatu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah (Sukirman,
2008 ). Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan
yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa
pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko
tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin amandan
mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana
merupakan bagian darikegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah
tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko danharus mengerti bahwa
kemungkinan gagal selalu ada. (Sukirman 2008)
Saat
ini bisnis kosmetik sangat banyak dipasaran dan kemungkinan besar dapat meraup
banyak dipasaran dan kemungkinan besar dapat meraup banyak keuntungan karena
kaum hawa banyak yang menggunakan kosmetik. Namun dewasa ini terjadi
penyalahgunaan bahan- bahan kimia untuk
pembuatan kosmetik.
Dengan melihat kondisi seperti itu
saya akan menjual kosmetik yang sudah BPOM , dan tidak menimbulkan efek
samping. Selain kosmetik saya akan menawarkan kepada pelanggan yaitu Sandang
atau pakaian, karena kalau kulit dan wajah sudah terawat maka pakaian akan
mengikuti dengan fashion yang mengikuti jaman, agar bisa terlihat balance atau
seimbang.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kondisi ekonomi dijaman sekarang sedang
dalam keadaan krisis ekonomi, krisis ekonomi yang sedang terjadi pada saat ini sangat
berpengaruh pada segi kehidupan ekonomi masyarakat, sehingga masyarakat sangat
kesulitan dalan memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga mengakibatkan rendahnya
kehidupan ekonomi masyarakat dan itu sangat memperhatinkan. Selain itu dimana
produksi perusahaan-perusahaan besar pun ikut menurun, banyak pula
perusahaan-perusahaan yang berhenti berproduksi karena perusahaan tersebut juga
tidak bisa lagi memproduksi dalam jumlah besar dan perusahaan banyak yang
mengalami gulung tikar atau kebangkrutan sehingga mengakibatkan pengehentian
karyawan-karyawan atau yang lazim disebut phk (pemutusan hubungan karyawan)
sehingga menambah angka pengangguran dimana-dimana semakin banyak .
Mengingat pentingnya perubahan
ekonomi masyarakat dijaman sekarang ini, maka masyarakat dituntut agar lebih
untuk mencapai suatu pekerjaan dan mengalami perubahan yang lebih baik demi
memenuhi kehidupan sendiri , keluarga, maupun untuk membantu orang lain yang
mengalami kesusahan. Bukan hanya faktor tersebut saja melainkan juga masyarakat
sekarang ini harus lebih kreatif lagi dalam mencari pekerjaan.
Saat ini bisnis kosmetik sangat
banyak dipasaran dan kemungkinan besar dapat meraup banyak dipasaran dan
kemungkinan besar dapat meraup banyak keuntungan karena kaum hawa banyak yang
menggunakan kosmetik. Namun dewasa ini terjadi penyalahgunaan bahan- bahan kimia untuk pembuatan kosmetik.
Dengan melihat kondisi seperti itu
saya akan menjual kosmetik yang sudah BPOM , dan tidak menimbulkan efek
samping. Selain kosmetik saya akan menawarkan kepada pelanggan yaitu Sandang
atau pakaian, karena kalau kulit dan wajah sudah terawat maka pakaian akan
mengikuti dengan fashion yang mengikuti jaman, agar bisa terlihat balance atau
seimbang.
B. Perumusan
Masalah
1.
Bagaimana menyelaraskan teori Kewirausahaan
dengan usaha yang sekarang dijalani (usaha kosmetik)?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui analisa dari usaha yang
sedang dijalani (usaha kosmetik) dengan menganut teori Kewirausaan dengan
menganilisa Wirausahawan, Jiwa Wirausaha, dan Risiko Usaha.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
WIRAUSAHAWAN
Pengertian wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai
buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur
berasal dari bahsa Perancis yaitu entreprendre yang berrti mengambil pekerjaan
(to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake
to organize, manage, and asume the risk of a business.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer dan Scarborough (2005)
memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is a one of creates a new business in the face of risk
and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying
significant opportunities and assembling the necessary resources to capitalize
on them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi
risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepeneur merupakan tindakan seseorang yang
berani menanggung risiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis hasilnya akan
meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepeneur mempunyai empat karakteristik
yaitu:
1. Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2. Berani
menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang,
3. Bisnis
yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
4. Perusahaan
akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai
pihak menyatakan bahwa entrepeneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan
bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi yang tinggi. Inovasi
tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
Risiko
dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan
dari risiko yang dibawa (risk bearing)
dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entrepeneur.
Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada tabel berikut:
Tabel
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Entrepreneur
Klasifikasi Landau
High
Risk Bearing
Low
Low Innovativeness High
Gambler merupakan entrepreneur yang
mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer
(pemimpi) yaitu entrepreneur yang mempunyai karakteristik inovasi yang tinggi
dan risiko yang rendah. Consolidator adalah entrepreneur yang mempunyai
karakteristik inovasi rendah dan hanya bisa menerima risiko rendah.
Entrepreneur adalah seseorang yag mempunyai karakterisik inovasi tinggi dan
risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Terdapat 10 karakteristik dari
entrepreneur menurut Kuratko dan Hodgetts (2001), sebagau berikut:
1. Entrepreneur
adalah pelaku bukan pemikir.
2. Entrepreneur
dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3. Entrepreneur
selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4. Entrepreneur
adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dengan masyarakat.
5. Entrepreneur
harus memenuhi the profile.
6. Kebutuhan
entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan
entrepreneur adalah keberuntungan.
8. Ketidaktahuan
adalah kebahagiaan bagi entrepreneur.
9. Entrepreneur
menginginka keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup
tinggi.
10. Entrepreneur
adalah sangat pengambil resiko (gambler).
Karakteristik ini sangat memberikan
pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa risiko da
inovasi. Terdapat 11 karakteristik entrepreneur menurut Kao (1991), sebagai
berikut:
1.
Total komitmen, penentu, dan melindungi.
2.
Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
3.
Orientasi pada kesempatan dan tujuan.
4.
Mempunyai inisiatif dan tanggungjawab
personal.
5.
Pemecah persoalan secara terus menerus.
6.
Memiliki realisme dan dapat bercengkerama
(humor).
7.
Selalu mencari dan menggunakan umpan balik
(feedback).
8.
Selalu berfokus pada internal.
9.
Menghitung dan mencari risiko.
10.
Kebutuhan yang kecil untuk status dan
kekuasaan.
11.
Memiliki integritas dan reliabilitas.
Terdapat 9 karakteristik tingkah laku
wirausahawan menurut Sukardi (1991), sebagai berikut:
1.
Sifat instrumental.
2.
Sifat prestatif
3.
Sifat keluwesan bergaul
4.
Sifat kerja keras
5.
Sifat keyakinan diri
6.
Sifat pengambil risiko
7.
Sifat swakendali
8.
Sifat kemandirian
Mengatasi
Tekanan
Menurut Boyd dan
Gumpert (1983), sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab yaitu :
kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia
(pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan akan tercapai. Untuk dapat mencapai
tujuan yang diinginkan, harus dilakukan antisipasi terhadap tekanan
entrepeneur. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entrepreneur seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan
olahraga, mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yag perlu
dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
1.
Menciptakan networking
Kesepian yang dihadapi dilakukan
denga menciptaknan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita
permasalahan yag dihadapi.
2. Keluar
dari persoalan secara total
Pada saat tidak bekerja seperti hari
libur atau akhir pekan entrepreneur melepaskan
semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat
menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekerja
Entrepreneur
mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu entrepreneur dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan diluar perusahaan
Entrepreneur
dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatka kepuasaan sehingga
bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5. Pendelegasian
Entrepreneur
harus
bisa mendelagasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri
seluruhnya.
Seluruh uraian
tersebut memberikan penjelasan tentang entrepreneur
termasuk stres yang dihadapi. Inovasi da risiko serta keinginan berkembang
merupakan karakteristik utama dari entrepreneur.
B.
JIWA
WIRAUSAHA
Pelaku usaha merupakan individu yang
berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam
mengejar tujuan.
Ciri dan profil
wirausaha adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya
diri
|
Yakin,
tidak tergantung, individualis dan optimis.
|
Berorientasikan
pada tugas dan hasil
|
Buruh
prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras dan dorongan kuat,
energik dan inisiatif.
|
Pengambil
risiko
|
Mampu
mengambil risiko dan menyukai tantangan.
|
Kepemimpinan
|
Sebagai
pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik
|
Keorisinilan
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, dan banyak tahu.
|
Berorientasi
ke masa depan
|
Pandangan
ke depan, perseptif.
|
sumber : East West
Center, Honolou. 1977 dalam Meredith, GG. et al.
Untuk menjadi pelaku usaha yang baik, jiwa
tersebut perlu dmiliki dan dikembangkan. Seluruh sifat-sifat belum tentu
dimiliki, semakin banyak yang dimiliki, maka semakin besar kemungkinan menjadi
wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara satu dengan yang
lainnya saling berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima
tanggungjawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil risiko dan menjadi
pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa
wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat
hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran
berdasarkan sifat pribadi dan ketrampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha,
para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.
Idiologi
Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yag sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Tentunya kekuatan datang pada diri sendiri
bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil
risiko dengan menerima tanggung jawab atas tidakan sendiri. Kegagalan harus
diterima sebgaai pengalamna belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan pengalaman dari masa lampau membatu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian
tujua yang berhubungan dengan kemampuan da ketrampilan. Terima diri sendiri,
tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam
mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada
tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakuka hal ynag pentng
dnaa mampu untuk dikerjakan.
Mencapai
kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan
merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha padaumumnya. Hasil yang
diterima lebih penting dari hasil yag sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil
yag sempurna untuk satu tujua dalam jangkawaktu yang terlalu lama hanya akan
menghambat perkembagan dan pertumbuhan pribadi.
Jati
diri Wirausaha
Manusia
merupaka individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup
dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan
mempunyai tjuan hidup berlainan. Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan
beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha
selalu meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati
“model peranan” akan menghasilkan sikap dan ketrampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan,
kondisi keluarga, keuangans erta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam
melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap
diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan,
apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami
kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat
realistik dalam menentukan diri sendiri
yag dapat dantidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih
baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha
mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan
dalam pertumbuhan pribadi secra terus-menerus.
Bisnis
Ditempat Kerja
Melakukan
bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi
karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mangambil risiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam
keadaan konflik, perubahan, da keragu-raguan. Bararti bahwa pelaku bisnis perlu
menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku
bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier dan hasil yang
diinginkan diharapkan berkaitan dengantujuan yang dapat diukur dan berarti.
Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk
belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik,
jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan
tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha.
Rangkaian pernyataan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Sikap
Karir
Pelaku
bisnis memiliki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir.
Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap
kewirausahaan pada karir.
1.
Pilih karir yang memberikan pada pelaku
usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi
maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.
Apabila memulai karir, tindakan pelaku
bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali
mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir
sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek
khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui
kegiatan sehari-hari.
3.
Diperlakukan pengetahuan sebanyak mungkin
tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi
ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
4.
Tingkatkan kemampuan diri secara terus
menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang ke depan untuk menciptakan tujuan
baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.
Semua selalu berubah, berrti pelaku usaha
mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan ginakan untuk memotivasi diri
dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6.
Berorientasikan pada tindakan, mampu mengambil
keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada kesuksesasan
masa depan.
7.
Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari
pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan
gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber
daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.
Susun kegiatan menjadi rutin agar
mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga untuk
kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan
kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai bayak
waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kretaif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan.
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staff dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri
sendiri, pastikan penampilan menarik.
13. Mengambil
keputusan merupakan ciri utamadari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lampau. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan
memuaskan.
Sikap
Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup
sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai
pengalaman-pengalaman secara sehat.
Berikut saran
untuk pengembangan sikap mental yang baik :
1.
Pelaku bisnis merupakan orang yang
mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan
prestasi. Tunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan karena sikap ini
menentukan keberhasilan.
2.
Otak merupakan alat yang berdaya luar
bias, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan sesuatu
memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.
Sebagian manusia membatasi pikiran pada
problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan imajinasi untuk meluaskan
pikiran dan coba berpikir yang besar-besar. Pelaku usah yang dapat melihat
image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnsi
maupun masyarakat.
4.
Humor ikut mengembangkan sikap mental yang
sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan
rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan
suasana yang santai.
5.
Piiran harus terorganisasi dengan baik dan
mampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari
satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
Perilaku
Positif
Perilaku
individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sika[, pelaku
usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan
untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dn atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif
terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Penelitian
mutakhir menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress
yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik.
Kebiasaan
dan Sikap
Perbuatan
baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling
utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi.
Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orag biasa merupakan sebuah cara untuk
menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar dan tidak menyenangkan.
Apabila pelaku usaha dapt membentuka kebiasaan selama satu bualn setiap hari,
akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika
malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan
baik lainnya.
Setelah satu bulan mempertahankan
kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan baik tersebut
memegang peranan penting dalam prestasi masa depan.
C. RISIKO USAHA
Wirausaha
menyukai risiko realistik karena ingin berhasil = mendapatkan kepuasan besar
dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
ketrampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi
dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti
wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko tertentu.
Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin amandan mengelak
kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian
darikegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan
kondisi pengambilan risiko danharus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu
ada.
Kondisi
Berisiko
Kondisi
berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihandari dua alternatif
atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai
secara obyektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan
keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang
dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil
keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan menimbang kemungkinan
sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang “mengandung
risiko” atau alternatif “konservatif” tergantung dari:
1.
Kemampuan daya tariksetiap alternatif,
2.
Kesediaan menerima kerugian,
3.
Kemampuan menerima keberhasilan dan
kegagalan,
4.
Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan
mengurangi kerugian.
Contoh:
Seorang
karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35.000.000,- per
tahun dan mendapatkan peluang utuk promosi setiap empat tahun. Karyawan
tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dagang masa
depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah
Rp 45.000.000,- per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau
mungkin malah sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga
tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap
tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan
karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan
mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat
orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang
akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posisi itu terdapat
orang lain lebih “bersemangat”, tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari
“peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini
cenderung dipengaruhi oleh berapa besar
jumlah imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan akan kesuksesan dan
belum mempertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki.
Faktor
lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah
kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik
yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa
keberatan menerima tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang mengakibatkan
kegagalan, dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan
perusahaan besar atau campur tangan pemerintah.
Ciri-ciri
wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa
kaitan itu antara lain:
1. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua
perilaku pengambilan risiko tidak sesederhan dan seobyektif apa yang
digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seseorang wirausaha terhadap
ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang
dihadapi penuh keberhasilan.
Keputusan
Risiko
Pengambilan
keputasan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko
dalam hubungan pribadi dengan anak, isteri dan tetangga akan membantu
memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko
seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan
risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa
lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat
mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan prefisional datang dari
hidup dimasa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai
tujuan-tujuan dimasa yang akan datang.
Selaku
pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan
peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang
membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri.
Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan,
jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih
banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting
dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung
risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang
lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai
kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang
lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan
pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah.
Risiko
timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan
antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian
dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat
ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk
mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai
wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari
risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu
cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu
wirausaha menggunakan intuisi dan menialai tindakan mana saja yang mengandung
risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh.
Kembangkan
Ide
Risiko
dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif,
menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari
sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk
melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua
orang bisa kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka
risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya
suatu ide. Berikut ini saran untuk mengatasi hal tersebut:
1.
Utarakan ide kepada isteri atau teman,
lebih baik jika mengutarakan ide terlebih dahulu sebelum ditulis.menerangkan
suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu
perbaikan. Setelah ide itu sudah menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat
kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.
Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan
ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide pada perusahaan sewaktu mengalami
krisis. Organisasi berbeda dalam keadaan stabil sebelum ide diperkenalkan.
Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika
orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3.
Kemukakan ide sedikit demi sedikit,
pertama jaukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya
orang pada ide, setelah iyu baru rinciannya dikemukakan.
Tipe Pengambil Risiko
Pengambilan
keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman
lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masadepan, dalam bisnis
dibutuhkan berbagai tipe pengambilan risiko. Organisasi tingkat bawah
dibutuhkan pekerja yang trampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga
risikonya sedikit.
Tingkat
manjemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.
Manajer tingkat lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat
perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi.nposisi ini dapat dianggap
sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus
minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat paling atas mempunyai kemampuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide
menjadi kenyataan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis”, apabila orgaisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi
terlaksananya ide, sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari
keterbatasan dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu
dilaksanakan.
Pelaku
usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia
menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk
barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi
tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara
orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
Delegasikan
Wewenang
Sebagai
pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan
orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu
mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi
diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk
kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu.
Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif, berarti pemimpin harus
menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada
pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikan tindakan dan mampu
menerima wewenag serta tanggung jawab.
Keuntungan
maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk
melaksanakan tugas dari tanggung jawab. Pelaku usaha memerlukan pertolongan
orang lain, tetapi seoarang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor
kegiatan secara langsung, kepercayaan kepada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap
jawaban memberi petunjuk mengenai kesedian mengambil risiko dalam
mendelegasikan wewenag dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi.
Melaksanakan
Perubahan
Setiap
melaksanakan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak,
suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika
diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk meniali
situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan
korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu
risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak
penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu
rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga
dirancang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif
memungkinkan eksibilitas bila permasalhan berubah.
Suatu
rencana sudah dicanagkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana
dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang
diterima tidak banya, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah
keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan
masalah terpecahkan. Keyakinan dalam nenangani persoalan sangat menentukan,
jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan
tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan
orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.
Keyakinan diri.
2.
Kesediaan untuk menggunakan kemampuan
sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
3.
Kemampuan menilai situasi risiko secara
realistis dan mengubah kesempatan atau kemungkinan.
4.
Menghadapi situasi risiko menurut
tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan
mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu
perlu menatapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan
semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi
tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
Evaluasi Risiko
Keberadaan
data kuantitatif sangat membantu dalam melakuakn evaluasi setiap risiko,
menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara
sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai
dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan.
Data
kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam
mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan
untuk mengambil risiko.
Proses
pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh
dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelummenangggung risiko.
Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat
mengakibatkan kegagalan.
A.
Pengambilan Risiko
Perilaku
pengambilan risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting
bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan
untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko
dan berinovasi, dari pada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan
yang sudah ada.
Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku dengan penuh perhitungan, merupakan suatu
keterampilan yang dapat ditingkatkan. Berikut prosedur untuk menganalisis
sebuah risiko yaitu:
1. Taksiran
risiko
Pertama menaksir ada
tidaknya risiko yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah
alternatif. Misalnya, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk
memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah:
a. Tetap
pada tingkat permintaan sekarang
b. Membeli
peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan
c. Menyewa
peralatan untuk memenuhi permintaan
d. Mensubkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila
mempunyai arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan
jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka di
sini terdapat sedikit risiko di dalam memutuskan salah satu dari
alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama akan merupakan pilihan yang
tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan
lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalnya: produk atu jasa
bisa menjadi uang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak
perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik
jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang
dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini
terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingat laba
potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah berikut adalah
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan.
Sasaran-sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang lain. Pelaku
usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azaz dengan tujuan
dan sasaran perusahaan, apabila taat azaz proses pengambilan keputusan
diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3. Teliti
Alternatif
Contoh: pengembalian risiko tertentu
(keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran
perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai berbagai alternatif.
Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat
ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial,
tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan ‘biaya pribadi’,
sosial dan fisik. Misalnya, apakah sebuah alternatif menita usaha pribadi?
Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlumenentukan biaya
keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan
Informasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan
informasi secara intensif sehingga penafsiran setiap kemungkinan realistik
dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaaan
dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing
ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan.
Laba
yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi
pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan
dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi
ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.
Minimkan Risiko
Menentukan langkah
berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi
keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan.
b. Kreativitas
dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
c. Kemampuan
merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan.
d. Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6.
Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebauh alternatif telah
dipilih, susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana memuat jadwal, rumusan
tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi,
dan proses umpan-balik sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan
dilaksanakan dengan segera.
BAB
III
PEMBAHASAN
Berdasarkan buku yang telah saya baca,
yaitu buku Kewirausahan karangan Drs. Sukirman, SPd, SH, MM. Dapat dianalisis
dengan usaha yang sekarang saya miliki dengan usaha kosmetik, dengan buku
Kewirausahaan ini dapat mengetahui tentang wirausahawan, jiwa wirausaha dan
juga resiko berwirausaha.
Mendirikan toko kosmetik dengan cara memasok dagangan
kepada agen dan salon kecantikan ataupun Scin care. Berbagai produk
kecantikan disediakan di “BEAUTY &
THE BEST” yang biasa digunakan untuk merias wajah atau mempercantik kaum
wanita. Tidak hanya menjual kosmetik tapi juga mempersilahkan siapa saja yang
berkenan menjadi resseler atau ingin dijual lagi dengan keuntangan yang sudah
disepakati bersama. Jadi yang mendapatkan penghasilan juga tidak hanya sepihak
tapi bisa berbagi rejeki dengan tetangga ataupun teman lainnya. Di Beauty and
the best ini juga menyediakan pakaian dan menerima pesenan sesuai selera
pembeli. Selain kosmetik saya akan menawarkan kepada pelanggan yaitu Sandang
atau pakaian, karena kalau kulit dan wajah sudah terawat maka pakaian akan
mengikuti dengan fashion yang mengikuti jaman, agar bisa terlihat balance atau
seimbang.
A.
Masa Sekarang di BEAUTY & THE BEST
Sekarang usaha kosmetik saya hanya
berjualan dirumah belum mempunyai kios, tapi untuk memikirkan kios sudah saya
fikirkan dan sudah saya anggarkan. Untuk pemasaranya sudah merambah keluar
kecamatan bukan hanya dikecamatan Tambakromo saja. Sekarang berjualan
menggunakan media telepon, via BBM, WA, Facebook semua itu mudah dijadikan alat
promosi, karena sekarang media seperti semua khalayak sudah mempunyai media
sosial. Untuk pembelian kosmetik biasanya pembeli datang sendiri kerumah, untuk
yang jauh dirumah biasanya dapat bertemu langsung nanti kita janjian ketempat
yang sudah disepakati. Di Beauty & The Best belum terlalu besar seperti
halnya salon-salon kecantikan ataupun perawatan kecantikan yang lain, tapi di
sini menyediakan perlengkapan kecantikan yang BPOM lengkap, kalaupun jika ada
yang pesan tapi dirumah tidak ada maka nanti akan dicarikan sesuai pemesanan.
Saya tidak hanya menjual alat kecantikan tapi juga menjual berbagai pakaian,
karena kebutuhan wanita itu tidak hanya paras tapi juga pakaian, sehingga jika
membeli kosmetik juga saya tawarkan pakaian. Untuk tempat pakaian kalau sekarang
hanya ditempatkan rak gantung dan dialmari.
Dirumah hanya mempunyai satu etalase
untuk tempat saya menyusun berbagai produk-produk kecantikan. Di Beauty &
The Best hanya menjual produk kecantikan dari agen kecantikan dan dari scincare kecantikan, memasok produk
kecantikan dari situ, belum bisa memproduk sendiri, karena kalau memproduksi sendiri biasanya harus tahu akan
komposisi-komposisi dari produk kecantikan yang akan diproses. Untuk
memproduksi produk kecantikan sudah saya pikirkan untuk dimasa depan, agar
usaha saya lebih bisa berinovasi lagi.
B.
Masa Depan di Beauty & The Best
Semua
pelaku usaha tentunya ingin sekali jika usahanya terus berkembang dimasa depan,
dan juga selalu berinovasi dengan hal-hal yang kreatif. Dengan inovasi yang
terus dilakukan maka usaha yang sdudah dijalani pasti akan menunjukan
eksistensinya dimasa depan. Usaha manapun dalam suatu organisasi atau
perusahaan, tidak ingin usahanya gulung tikar. Seperti halnya usaha kosmetik di
Beauty & The Best, memikirkan inovasi-inovasi yang akan dilaksanakan untuk
kedepannya, baru memikirkan bukan berarti tidak melaksanakan tapi justru harus
berpikir yang matang agar hasilnya lebih efektif.
Yang
akan saya lakukan untuk usaha kosmetik ini, tidak hanya menjual berbagai produk
kosmetik yang BPOM dan beberapa pakain, tapi nantinya saya akan melanjutkan
study keperwatan kulit agar saya dapat menangani sendiri berbagai keluhan
kulit. Membuka scincare sendiri untuk perempuan facial wajah, spa atau lulur tubuh
dan berbagai perawatan untuk kepuasan perempuan. Selain itu juga memproduk kosmetik
yang tentunya aman untuk digunakan. Pada saat orang ada yang menjalani treetmen atau melakukan perawatan wajah
atau tubuh, setelah itu bisa juga membeli produk kecantikan yang sudah
disediakan. Membangun butik disebelah perawatan kulit juga suadah saya pikirkan
agar perempuan yang menunggu ataupun menjalani perawatan bisa membeli pakaian
atau pun krudung, sesuai dengan selera. Jadi keuntungan yang saya dapatkan bisa
tiga kalilipat sekali gus. Jadi invasi yang inovatif sangat perlu dilakukan
agar kita bisa lebih berpikir kreatif dengan mengikuti perkembangan jaman.
1.
Wirausahawan
Dari pengertian wirausahawan yang
dipaparkan oleh Drs. Sukirman, SPd, SH, MM
yang menyatakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang ynang bertindak
membuat organisasi. Mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Nilai
wirausaha yang saya miliki belum terlalu baik karena saya baru memulai untuk
melaksanakan sebuah bisnis. Dalam membuat organisas diperlukan sikap mental
yang kuat menghadapi tantangan bisnis yang ketat sekarang ini.pengelolaan
sebuah organisasi harus sesuai dengan tujuan awal sebuah organisasi yaitu
mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Untuk mendapatkan keuntungan
keuntungan yang maksimal harus ada pengorbanan yang harus dikeluarkan. Misalnya
pengorbanan waktu, tenaga dan uang. Sebagai seorang wirausaha harus berani
mengambil semua risiko yang akan dihadapi dikemudian hari. Begitu juga saya
dalam menjalankan usaha bisnis Kosmetik pasti banyak sekali risiko yang
terjadi. Misalnya ditoko Beauty & The Best yaitu usaha kosmetik, ada
pelanggan yang kurang puas akan hasil bedak yang telah digunakan, tapi dari
pihak kami akan bertanggung jawab akan ketidak cocokan bedak yang sudah dibeli
oleh pelanggan. Wajar saja jika pemakaian kosmetik ada yang mendapatkan hasil
yang bagus dan ada juga yang kurang bagus, karena setiap kulit perempuan jelas
berbeda ada yang sensitif dan ada juga yang tidak. jadi masalah seperti itu sering dialami oleh
banyak perawatan kecantikan yang lain.
Karakteristik seorang wirausaha yaitu
harus memiliki motivasi kerja keras mempunyai jaringan inovasi dan keinginan
bertumbuh, serta pengambilan risiko. Untuk memulai usaha saya mempunyai
keinginan dan tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang saya miliki dalam
membuat sebuah bisnis yaitu mendapatkan keuntungan , membuka lapangan pekerjaan
dan juga menjalin kerja sama dengan para dokter kecantikan atau perwatan kulit
yang sudah profesional. Sehingga dari
pendirian Beauty & The Best saya
memberikan dampak positif bagi berbagai pihak. Untuk saya sendiri saya
mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kosmetik, untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan untuk uang jajan saat kulaih. Dalam menjalankan sebuah bisnis
pasti saya mengalami tekanan dalam menjalankan usaha saya, karena sekarang ini
banyak pesaing yang menawarkan produk kosmetik dengan berbagai macam, dan
dengan harga yang berbeda pula. Cara saya agar tetap bertahan dengan produk
kecantikan atau alat kosmetik yang saya jual yaitu tidak gampang putus asa,
tetap berusaha tetap percaya diri dan optimis, karena produk kecantikan yang
saya jual sudah berlabel BPOM. Dengan pelayanan yang ramah dan sopan kepada
semua pelanggan akan membuat konsumen puas dan akan kembali lagi membeli produk
kecantikan. Dengan menjalin hubungan baik dengan karyawan membuat karyawan akan
merasa lebih dihargai dan meminimkan kesenjangan atara pemilik dengan karyawan.
Jika ada permasalahan maka karyawan tidak sungkan lagi jika memberi tahu kepada
pemilik, dan mencari solusi bersama-sama dan menemuka titi terang dari
permasalahan tersebut. Menjalin hubungan baik dengan supllier juga penting
dilakukan karena untuk meminimalisasikan misskomunikasi yang akan terjadi.
Misalnya saat pemasok barang di Beauty & The Best dan saat saya melakukan
pembayaran yang telat dan tidak ada perjanjian terlebih dahulu maka akan ada
permasalahan yang timbul diantara saya dengan pemasok. Untuk mengatasi
persoalan tersebut, saya dengan pemasok harus ada perjanjian terlebih dahulu
jika melakukan pembayaran setengah juga tidak apa-apa asalkan ada tanggung
jawab.
Adanya tekanan saat bekerja saya dan
karyawan harus ada mempunyai waktu untuk melepaskan semua beban pekerjaan yang
ada di Beauty & The Best karena saya juga masih mengejar Sarjanaku. Jadi
harus pintar membagi waktu antara usaha kosmetik saya dan kuliah saya. Jika ada
pemesanan diluar kecamatan saya dan satu karyawan saya harus janjian terlebih
dahulu kepada pelanggan yang sudah memesan produk kecantikan, itu bisa
digunakan hiburan bagi saya, tidak hanya mendapatkan keuntungan, juga dapat
bersilaturahmi dengan pelanggan tersebut, tidak hanya itu biasanya saya jika sudah
pergi disempatkan untuk mejelajah kuliner atau sekerdar jalan-jalan dengan
karyawan agar tidak terbebani dengan pekerjaan.
2.
Jiwa Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada
kesdiaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri
sendiri utnuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani
hidup. Sebagai seorang wirausaha harus bertanggung jawab atas semua keputusan
yang dibuat dan berani mengambil risiko atas keputusan tersebut. Keputusan saya
untuk membuat toko kosmetik,alat-alat kosmetik serta berbagai pakaian juga
harus mempertimbangkan semua kemungkinan yang akan terjadi,
kemungkinan-kemungkinan tersebut bisa bersala dari luar maupun dari dalam usaha
yang sekarang yangs saya jalankan. Sebelumnya saya harus survei pasar, survei
pesaing dan juga survei konsumen. Berhubungan dengan itu usaha kometik, jika
didesa (Desa Karangwen Kec. Tambakromo Rt 03/01) belum ada yang menjual
kosmetik dan beserta alat-alat kosmetik yang sudah BPOM. Maka dari tiu saya
muncul ide jika melakukan usaha ini. Untuk pasarnya sendiri banyak ibu-ibu atau
kalangan remaja yang suka merias diri atau mempercantik diri, untuk awalnya
saya mempromosikan kepada saudara-saudara saya terlebih dahulu kemudian dari
orang ke orang mulut ke mulut dan akhirnya Beauty & The Best bisa dikenal
dikalangan ibu-ibu ataupun remaja-remaja.
Awalnya saya mengalami kesulitan dan
untuk mendapatkan kepercayaan dari orang itu tidak lah mudah jadi harus lebih
giat lagi untuk menawarkan produk kecantikan yang saya jual. Jika ada yang
sudah terbukti bagus kulitnya yang telah memakai produk kecantikan dari Beauty
& The Best, akan lebih mempermudah kelancaran promosi saya karena sudah ada
testi dari pelanggan. Nanti akan menjadikan orang lain percaya akan produk kecantikan
dari saya. Semua itu membuat saya lebih bersemangat lagi untuk mempromosikan
kepada pelanggan-pelanggan yang baru.
Seorang wirausaha harus mempunyai mental
yang kuat untuk menghadapi persaingan pasar sekarang ini. Banyaknya usaha baru
yang bermunculan bisa membuay eksistensi usaha yang sudah berdiri lama sebagai wirausaha yan baru saya harus bisa
menarik konsumen agar mau membeli produk
kecantikan yang saya jual dan juga direkomendasikan kepada orang lain. Selalu
berpikir positi atas semua yang terjadi dalam menjalankan usaha. Dalam bekerja
tidak harus selalu terpaku terhadap bagaimana cara menjual produk semaksimal
mungkin, tetapi harus ada sedikit hal yang bisa membuat santai dalam
bekerja seperti mendengarkan musik
ataupun berbincang-bincang dengan karywan lain, hal itu juga memperat hubungan
dengan pegawai. Dengan pikiran yang jernih maka apa yang kita jalankan akan
lebih baik.
3.
Risiko Usaha
Semakin bertambah besarnya organisasi
atau perusahaan maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi pertumbuhan
dan perkembangan perusahaan mengharapkan pelaku usaha tidak takut dalam
mengambil sebuah keputusan. Semua keputusan yang diambil pasti selalu
mendapatkan risiko. Risiko yang diterima bisa risiko besar maupun kecil,
pendirian sebuah usaha kosmetik banyak
sekali risikonya. Yang pertama yaitu persaingan pasar untuk usaha baru seperti
usaha kosmetik saya pastinya minim
sekali untuk dipercaya, biasanya seorang perempuan mempunyai kepercayaan
sendiri untuk perawatan kulitnya. Yang
kedua persoalan harga, konsumen akan memilih harga yang lebih murah walaupun
hanya berselisih “lima ratus perak”. Hal itulah yang saya pikirkan bagaimana
konsumen mempunyai kepercayaan akan menggunakan produk konsumen dari Beauty
& The Best, diproduk kosmetik saya ini bener-bener sudah BPOM, jadi saya
percaya diri jika melakukan promosi.
Selanjutnya yaitu risiko pelanggan yang
beralih kepenjual lainnya, beralihnya konsumen ketempat lain bisa disebabkan
oleh banyak faktor antara lain, yaitu harga jual ditoko usaha kosmeti saya
lebih sedikit mahal dibandingkan dengan toko lain. Bisa juga ada faktor
ketidaksukaan dari orang lain kepada saya istilah lainya Fitnah. Orang-orang
sekarang menghalalkan segala cara untuk menghancurkan usaha orang lain hanya
karena faktor tidak suka.
Sebagai seorang wirausaha harus bisa
melihat peluang yang ada dimasyarakat mampu berinovasi terhadap produk yang
dijual dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Dalam menjalankan
usaha kosmetik yangs sedang saya jalani, pastinya mempunyai invosi-inovasi
kedepannya, sebagai contoh saya dan rekan kerja saya memproduksi kosmetik
sendiri misalnya lulur, lipstik dan lainya. Untuk lebih berkembang lagi, bisa
didirakan perawatan kulit, dengan adanya perawatan kulit untuk Facial, untuk
spa, ataupun untuk sekedar mengkrimbat tapi untuk yang menangani saya bisa
belajar atau sekolah keperwatan kulit.
Nantinya sudah terlaksana perwatan kulit yang lengkap, inovasi yang saya
pikirkan yaitu mendirikan butik disebelah perawatan kulit untuk perempuan,
setelah melakukan perawatan kulit dan membeli produk kosmetik juga juga bisa memilah
milih baju, pada dasarnya perempuan belanja dan merawat kulit adalah hobi sejak
lahir.
Dengan status saya yang masih mahasiswi
jadi saya tidak setiap hari mengawasi keadaan Beauty & The Best, dan untuk
melakukan kegiatan promosi ataupun jual beli bisa saya pasrahkan kepada
kepercayaan saya. Dengan melakukan mendelegasikan wewenang penting dilakukan ,
apabila saya tidak ada dirumah jadi saya memasarahkan semua kegiatan usaha
kosmetik. Hal ini dapat mempermudah saya jika ada kepentingan diluar usaha saya.
Saya masih bisa membuka Beauty & The Best sehingga proses penjualan masih
bisa tetap berjalan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seorang wirausahawan harus mempunyai jiwa
kewirausawan, bertanggung jawab dalam pekerjaan yang sedang dijalani, bersikap
disiplin terhadap semua yang dikerjakan. Semua itu bertujuan untuk mencapai
tujuan yang sudah direncanakan dalam suatu organisasi. Jiwa wirausahawan
mendapatkan kekuatan diperoleh dari diri sendiri bukan dari orang lain, optimisme
dalam diri sendiri itu sangat berpengaruh untuk kelangsungan usaha yang sedang
dijalani, tidak gampang putus asa walaupun mendapatkan kegagalan. Dalam
merintis usaha pastinya ada persoalan ataupun permasalahan yang akan dihadapi
oleh seorang wirausahawan. Kegagalan
harus diterima sebagai pengalaman belajar.
Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari
pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
hasil yang positi dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak
mengenal lelah. Jika kita terus berusaha tidak gampang putus asa selalu
berinovasi terhadapa usaha yang dijalani maka hasilnya akan memuaskan, karena
tidak ada hasil yang menghianati usaha.
B.
Rujukan
Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan Tehadap Pengembangan Kewirausahaan
Usaha Kecil Jenang Kudus di
Kabupaten Kudus
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh kinerja karyawan terhadap pengembangan kewirausahaan. Kajian kinerja
karyawan melibatkan variabel kreativitas, inovasi dan motivasi. Selain itu juga
menganalisis pengaruh kreativitas, inovasi dan motivasi terhadap kinerja
karyawan; menganalisis pengaruh kreativitas, inovasi dan motivasi terhadap
pengembangan kewirausahaan serta menganalisis pengaruh kinerja karyawan
terhadap pengembangan kewirausahaan. Penelitian difokuskan pada usaha kecil
jenang kudus di Kabupaten Kudus yang jumlahnya 396 perusahaan (Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kudus, 2010) dan difokuskan pada usaha
kecil dalam binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan Jenang Kudus yang termasuk dalam usaha
Kecil di Kabupaten Kudus. Sampel dalam penelitian sebesar 86 perusahaan. Teknik
sampling yang digunakan adalah random sampling, dengan mengambil sampel pada
usaha kecil di Kabupaten Kudus.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman,
2008. Kewirausahaan (Kasus dan
Implementasi), Penerbit Galaksi Nusindo. Semarang.
Sukirman, 2014. Analisis Pengaruh Kinerja
Karyawan Tehadap Pengembangan Kewirausahaan Usaha Kecil Jenang Kudus di
Kabupaten Kudus. Page
102.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar